TB Hasanuddin Minta Reformasi Budaya di TNI: Hubungan Senior-Junior Harus Dibenahi!
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin mengingatkan pentingnya reformasi budaya di tubuh TNI. Khususnya, kata dia, terkait hubungan antara senior dan junior.
Reformasi budaya di tubuh TNI ini menjadi sorotan menyusul kasus tewasnya Prada Lucky Namo yang diduga dianiaya oleh empat orang prajurit senior.
TB Hasanuddin mendorong TNI untuk pedoman yang jelas agar kegiatan pembinaan tidak disalahgunakan sebagai ajang kekerasan.
“Hubungan senior-junior perlu dibenahi. Pembinaan, arahan, dan teguran adalah hal yang wajar. Tapi ketika kekerasan masuk, itu sudah ranah pidana. Ini harus menjadi kesadaran bersama di tubuh TNI,” kata TB Hasanuddin dalam keterangannya, Senin, 11 Agustus 2025.
TB Hasanuddin juga menyoroti praktik acara tradisi satuan yang kerap menjadi celah terjadinya kekerasan. Ia menilai, kegiatan tradisi tetap boleh dilaksanakan asalkan dengan aturan dan pengawasan ketat dari para komandan satuan.
“Acara tradisi boleh, tapi harus dibuat sehat dan aman. Kalau lari atau latihan fisik, tentu ada batas dan ketentuan yang jelas. Jangan sampai kegiatan ini malah memakan korban," tutur dia.
"Dan pengawasan dari para komandan menjadi kunci,” jelas TB Hasanuddin.
Sebelumnya diberitakan, Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo dilaporkan meninggal dunia pada Rabu, 6 Agustus 2025, pukul 10.30 Wita setelah mendapatkan perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Aeramo, Nagekeo, NTT, diduga akibat dianiaya seniornya.
Prada Lucky baru dua bulan menjadi anggota TNI setelah resmi bergabung dengan TNI AD pada Mei 2025.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Buleleng, Bali, Prada Lucky ditempatkan di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.