Tarif Bagasi Citilink Mulai Rp9.000 Per Kg
- Fikri Halim/VIVA.co.id
VIVA – Maskapai berbiaya hemat atau LCC, Citilink Indonesia, mulai menerapkan kebijakan bagasi berbayar secara resmi pada 8 Februari 2019. Tarif yang ditetapkan mulai dari Rp9.000 per kilogram tergantung rute dan lama jam penerbangan.
Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto mengatakan, kebijakan ini hanya berlaku untuk rute domestik. Sedangkan untuk rute internasional tetap ada layanan bagasi gratis dengan berat maksimal 10 kg.
"Kami ingin memberikan sedikit optimizing atau revenue untuk perusahaan," kata Benny dalam konferensi pers di kantor Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta, Senin 28 Januari 2019.
Ia mengatakan, khusus untuk penumpang yang sudah memesan tiket sebelum 8 Februari 2019 masih diberikan layanan bagasi secara cuma-cuma seberat 20 kg. Juga, khusus penumpang Citilink yang telah menjadi member Supergreen dan Garudamiles atau penumpang yang membeli Green Seat akan tetap mendapatkan gratis bagasi 10kg.
Untuk tarifnya sendiri, Benny membocorkan perkiraan harga untuk 1 kg mulai dari Rp9.000 kg untuk rute penerbangan di bawah satu jam. Ketentuan tarif ini tergantung pada lama penerbangan.
"Mulai Rp9.000 sampai maksimal Rp25 atau Rp35 ribu. Tergantung jam penerbangan. Kalau Rp9.000 itu hitungannya di bawah 1 jam, nanti kami akan rilis secara resmi," kata dia.
Penumpang Citilink Indonesia juga dapat membeli paket bagasi sebelum keberangkatan untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau dengan potongan harga sampai dengan 40 persen. Pembelian paket bagasi ini dapat dilakukan di website resmi Citilink paling lambat empat jam sebelum keberangkatan.
Sementara bagi penumpang yang sudah berada di bandara, dapat membeli bagasi tercatat langsung di counter check in atau customer service Citilink Indonesia.
"Citilink saat ini terus memberikan yang terbaik bagi penumpang. Baru-baru ini kita juga me-launching layanan lebih untuk penumpang, yaitu wifi," lanjut Benny. (ren)
Selain Merger, Aliansi Strategis Bisa Jadi Solusi Penguatan Maskapai Penerbangan Nasional
Aliansi strategis sebagai solusi yang lebih realistis, kolaboratif, dan fleksibel, dibanding rencana merger penuh yang telah diwacanakan bagi ketiga maskapai penerbangan.
