Isu Gagal Bayar Dinilai Jadi Pemantik Anjloknya Saham Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya (Kantor Pusat)
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – Pemberitaan mengenai gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya yang beredar di masyarakat pada 2018 disebut memengaruhi anjloknya nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan pelat merah tersebut.

Kejagung Lelang 59 Bidang Tanah Milik Benny Tjokro, Nilainya Nyaris Rp19 Miliar!

“Pada akhir 2018, saham Jiwasraya mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan berita gagal bayar Jiwasraya," kata Direktur PT PAN Arcadia Asset Management, Irwan Gunari, saat bersaksi dalam persidangan, Kamis malam, 16 Juli 2020.

Dia menegaskan bahwa isu tersebut menjadi sentimen negatif bagi pasar modal, khususnya saham-saham yang masuk dalam portofolio Asuransi Jiwasraya. Alhasil, nilai saham yang dipegang BUMN asuransi itu pun menurun pada periode tersebut.

Nasabah Jiwasraya Minta Kawal Pencairan Rp174 Miliar ke Kejagung

“Jadi, isu gagal bayar ini sangat sensitif sekali. Isu negatif ini memengaruhi portofolio investasi saham," ujarnya.

Senada Irwan, penasihat hukum Heru Hidayat, Kresna Hutauruk, juga mengungkapkan bahwa berdasarkan pengakuan manajer investasi (MI) dalam persidangan, isu gagal bayar tersebut menyebabkan nilai semua saham yang dimiliki oleh asuransi tertua di Indonesia ini anjlok.

Lelang Aset Benny Tjokro di Kasus Jiwasraya Tembus Rp 1,17 Miliar, Cek Daftarnya

“Nilai saham itu bergantung sentimen negatif pasar. Kalau isunya negatif semua maka otomatis nilai sahamnya anjlok. Dan itulah yang terjadi di Jiwasraya," kata Kresna kepada awak media, Jumat, 17 Juli 2020.

Menurutnya, sentimen negatif terhadap saham Jiwasraya terjadi saat manajemen mengumumkan gagal bayar. Semua manajer investasi yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) pada persidangan, tekan Kresna, mempertegas kondisi tersebut.

Keputusan itu pun, lanjut dia, memicu penarikan dana nasabah secara signifikan (rush) dari saham-saham yang juga dipegang oleh Asuransi Jiwasraya. Selain itu, sentimen negatif itu lebih lanjut membuat saham-saham tersebut tidak lagi diminati investor.

Oleh karena itu, Kresna menegaskan bahwa manajemen Asuransi Jiwasraya dengan Dirut Hexana Tri Sasongko harus bertanggung jawab atas ambruknya nilai saham yang dipegang BUMN ini.

“Isu negatif ini kan dihembuskan oleh manajemen direksi baru Jiwasraya. Dan ini pemantik rush," tutur Kresna.

Padahal, berdasarkan keterangan seluruh manajer investasi (MI), sambung Kresna, naik turunnya harga saham lumrah terjadi di lantai bursa. Bahkan, harga saham yang tergolong blue chips atau saham berkapitalisasi besar juga bisa mengalami penurunan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya