Chatib Basri Beberkan Tiga Faktor yang Bikin Dolar AS Terus Menguat

Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA Bisnis – Mata uang Amerika Serikat (AS) dolar, saat ini terus menguat. Menguatnya dolar tersebut membuat mata uang di negara lainnya melemah, termasuk nilai tukar rupiah.

Pagi ini, 16 November 2022 tercatat rupiah melemah sebesar 36 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 15.573 per dolar AS. Dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.537 per dolar AS.

Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengungkapkan, terdapat tiga faktor yang membuat dolar AS menguat. Pertama yaitu, perbedaan pertumbuhan ekonomi antara Amerika dan Eropa.

"Walaupun Amerika mengalami potensi resesi tetapi kondisi ekonominya relatif lebih baik dibandingkan dengan Eropa. Itulah yang menjelaskan mengapa US dolar menguat terhadap euro," kata Chatib dalam Instagramnya @Chatibbasri, Rabu, 16 November 2022.

Ilustrasi uang dolar

Photo :
  • vstory

Chatib menjelaskan, untuk faktor kedua yaitu Amerika merupakan negara net eksportir energi dan komoditas. Sehingga dengan adanya konflik saat ini yang menyebabkan harga-harga meningkat Amerika masih diuntungkan.

"Amerika adalah negara net eksportir untuk energi dan komoditas. Sehingga harga energi dan komoditas mengalami peningkatan maka terms of trade menguat akibatnya nilai tukarnya menguat," jelasnya.

Adapun faktor ketiga yang menyebabkan mata uang dolar menguat jelas Chatib, upaya Bank Sentral AS the Fed yang secara agresif menaikkan suku bunga acuan.

Prabowo Yakin Indonesia Bisa Suplai Energi ke Seluruh Dunia

Tercatat, the Fed hingga saat ini sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak enam kali. Di mana kenaikan suku bunga terakhir yang dilakukan sebesar 75 basis poin (bps), dengan itu kini suku bunga acuan ada di kisaran 3,75 persen hingga 4 persen.

Uang dolar AS dan rupiah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.
Dominasi Mobil Listrik China Terancam! Uni Eropa dan Turki Perketat Aturan Dagang

Chatib mengatakan, dari upaya the Fed dalam mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga telah mengembalikan modal ke Amerika. Maka dari kembalinya modal membuat dolar menguat dibanding mata uang negara lainnya.

"Ketiga faktor itulah setidaknya yang menentukan apakah fenomena strong dolar ini akan terus terjadi atau tidak," jelasnya.

Sejumlah Ekonom Proyeksikan BI Pangkas Suku Bunga 25 Bps Demi Dorong Ekonomi RI
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp 16.324 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah akan berkonsolidasi terhadap dolar AS. Hal itu disebabkan oleh data perekonomian AS yang lebih kuat.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2025