Sri Mulyani: Kalau Cuma Bilang Menkeu Utang Melulu, Anda Sudah Ketinggalan Kereta

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini isu soal utang pemerintah bukan menjadi masalah yang harus selalu diperdebatkan. Sebab, ini dalam konteks instrumen pendanaan penyelenggaraan pemerintahan.

Defisit APBN 2025 Membengkak 2,78% Jadi Rp 662 Triliun, Kemenkeu Buka Suara

Dia menegaskan, masih ada sejumlah permasalahan yang lebih kompleks yang perlu diselesaikan, di tengah berbagai perdebatan mengenai kondisi global yang semakin menantang saat ini.

"Jadi kalau Anda cuma bilang, 'Bu Menteri Keuangan utang melulu,' Anda ketinggalan kereta, jauh banget," kata Sri Mulyani dalam seminar 'Indonesia Rising' di kawasan Thamrin, Jakarta, Kamis, 20 Juli 2023.

Prabowo Arahkan APBN 2026 Fokus ke MBG, Kopdes Merah Putih hingga Sekolah Rakyat

Ilustrasi utang.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Menkeu mengatakan, dalam upaya menghadapi berbagai tantangan di dunia yang semakin kompleks saat ini, negara-negara lainnya juga menghadapi persoalan yang sama soal instrumen pendanaan negaranya masing-masing.

Komisi XI Wanti-wanti Hal Ini agar Koperasi Desa Merah Putih Tak Hanya Hidup Sesaat Andalkan Suntikan Modal Awal

Termasuk soal utang sebagai salah satu instrumen umum sumber pendanaan, yang dalam pelaksanaannya pun dipastikan akan dilakukan dengan sangat hati-hati.

"Karenanya kita itu sangat berhati-hati sekali," ujarnya.

Untuk, Sri pun mendorong para generasi muda untuk berpikir kritis, supaya bisa turut berpartisipasi aktif dalam menangani isu-isu global yang semakin kompleks saat ini. Hal itu tentunya juga membutuhkan berbagai solusi konkrit, yang turut mempertimbangkan berbagai aspek dalam pengambilan keputusannya.

"Kebijakannya gimana, instrumennya apa, caranya gimana. Terus gimana ngomong sama pelaku bisnis gimana, ngomong sama masyarakat gimana, edukasinya seperti apa," kata Sri Mulyani.

"Instrumennya apa, apakah pajak atau subsidi, utang atau instrumen ekuitas, itu semuanya menjadi sangat konkrit," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya