Kementerian BUMN Ungkap Skema Merger Citilink dan Pelita Air, Begini Strateginya

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo.
Sumber :
  • Dok. BUMN

Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengungkapkan skema dari rencana merger 3 maskapai penerbangan pelat merah, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Citilink, dan Pelita Air. 

Mulai 18 Agustus 2025, Pelita Air Buka Rute Internasional Perdana ke Singapura

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, menjelaskan skema merger yang tengah digodok pihaknya. Yakni dengan memindahkan lisensi penerbangan dan armada pesawat Pelita Air ke Citilink.

"Kita lagi diskusi sama Ditjen Perhubungan Udara (Kemenhub). Kalau diperbolehkan, kita akan memindahkan lisensi dan pesawatnya Pelita ke Citilink," kata Tiko saat ditemui dalam konferensi pers di kantor InJourney, kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2023.

Restrukturisasi Rampung, IDSurvey Pastikan Bakal Genjot Kinerja Bisnis Anak Usaha

Dia pun memastikan bahwa skema merger ini tidak akan melebur badan usaha Pelita Air dan Citilink menjadi satu entitas.

Tiko menambahkan, nantinya kedua maskapai itu akan tetap melayani penumpang sebagai entitas terpisah. Dimana, Pelita Air nantinya akan melayani pasar medium, sedangkan Citilink akan melayani segmen low cost carrier (LCC).

Bos Garuda Bakal Tambah Jaringan Penerbangan hingga 100 Rute di 2029

"Jadi tidak harus digabungkan PT-nya," ujar Tiko.

Dia menegaskan, skema penggabungan lisensi dan armada Pelita Air dan Citilink semacam ini akan lebih mudah, dibandingkan dengan menggabungkan kedua badan usahanya.

Karena, lanjut Tiko, sebenarnya Pelita Air pun masih memiliki aset-aset lain, misalnya seperti lapangan terbang di Pondok Cabe, layanan charter flight, dan lain sebagainya.

"Jadi nanti akan tergantung kajiannya. Karena merger PT itu berat. Kita inginnya yang flight reguler saja," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya