Intip Arti Kesuksesan bagi Presiden Direktur P&G Indonesia
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta – Presiden Direktur Procter & Gamble (P&G) Indonesia, Saranathan Ramaswamy, bercerita mengenai arti kesuksesan bagi dirinya. Menurutnya, kesuksesan adalah saat kita bisa hidup dengan baik dan mendukung orang lain.
Adapun hal ini disampaikannya saat melakukan wawancara khusus dengan VIVA, dalam program VIVA The Interview.
"Kesuksesan menurut definisi saya secara pribadi yaitu ketika saya sudah bisa hidup dengan baik dan sehat, selalu belajar, dan mendukung orang lain," kata Saranathan dikutip Rabu, 1 Mei 2024.
Lebih lanjut dia bercerita, dalam perjalanan karirnya di P&G. Sara mengatakan bahwa karirnya dimulai saat magang di P&G pada tahun 2001.
Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy
- VIVA/M Ali Wafa
"Saya memulai magang di P&G pada tahun 2001. Jadi, bisa dibilang saya sudah sekitar 22 tahun berada di P&G sampai sekarang," jelasnya.
Di Indonesia sendiri, Sara mengatakan bahwa dia telah tinggal selama 20 bulan. Posisi yang dijalankannya saat ini sudah dimulai dari Juli 2022, karena sebelumnya dia bekerja di P&G Singapura dan India.
"Saya sudah tinggal di sini selama sekitar 20 bulan. Saya diberi kesempatan pindah ke Indonesia dan menjabat posisi ini pada bulan Juli 2022. Kurang lebih sekitar 2 tahun saya telah tinggal di Indonesia," jelasnya.
Sara menyebut, selama di Jakarta ada banyak hal yang disukainya. Salah satunya, kehangatan yang dimiliki oleh orang Indonesia, bahkan dia menyebut bahwa Indonesia merupakan rumah baginya.
Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy
- VIVA/M Ali Wafa
"Pertama, tentu saja adalah karena hangatnya orang-orang di sini. Seperti yang saya bagikan dengan anda sebelumnya, saya memiliki kesempatan untuk tinggal dan bekerja di beberapa negara, dan semuanya adalah negara yang hebat," ujarnya.
"Tapi, Indonesia membuat saya merasa seperti di rumah. Itu berkat orang-orang hebat yang ada di sini," tambahnya.
Ramai Pelamar Kerja Frustrasi, Interviewer Mereka Ternyata Bukan HRD tetapi AI!
Banyak pelamar kerja kecewa saat tahu sesi wawancara dilakukan AI, bukan manusia. Mereka anggap ini buang waktu dan tanda budaya kerja perusahaan buruk.
