Saham Asia Anjlok saat Wall Street Cetak Rekor Lonjakan Tertinggi

Jakarta – Saham Asia-Pasifik lesu ketika memulai sesi pembukaan perdagangan bursa hari in. Kondisi itu berbalik 180 derajat dengan Wall Street yang sumringah imbas Nasdaq Composite melambung berkat penguatan saham teknologi.

Kecemerlangan di indeks Nasdaq Composite dipimpin penguatan nilai saham emiten teknologi besar, yakni Microsoft, Apple, dan Nvidia. Mengutip CNBC, perusahaan pembuat chip, Nvidia, naik 0,83 persen dan menutup bursa di level 17.879,3.

Sementara itu, perdagangan di wilayah Asia sedang mencermati laporan inflasi Korea Selatan yang menyentuh angka 2,4 persen pada Juni 2024. Peroleh tersebut meleset jauh dari perkiraan para ekonom yang memperhitungkan tingkat inflasi di negeri Ginseng itu sebesar 2,7 persen.

Tingkat inflasi Korea Selatan lantas jadi memberikan efek signifikan terhadap posisi saham di kawasan Asia-Pasifik. Saham-saham besar kompak mengalami penurunan ke zona merah. Nikkei 225 Jepang merosot 0,41 persen. Sementara grafik Topix mendatar (flat).

Sementara itu, Kospi Korea Selatan juga melemah 0,22 persen. Begitu juga indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil yang tergelincir 0,39 persen. 

S&P/ASX 200 Australia turun tipis 0,15 persen sejak pembukaan perdagangan hari ini. Disusul penurunan Indeks Hang Seng Hong Kong yang berada di level 17.556. Pada penutupan perdagangan nilainya masih berada di angka 17.718,61.

Sementara saham Amerika Serikat (AS) memperlihatkan gairah positif. Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 masing-masing merangkak lebih tinggi. Persentase kenaikan secara berurutan adalah 0,13 persen dan 0,27 persen.

Perkuat Ketahanan Pangan, Mendagri Tekankan Pentingnya Cadangan Pangan Pemerintah Daerah

Mendagri Muhammad Tito Karnavian menegaskan pentingnya CPPD sebagai salah satu instrumen strategis dalam menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.

VIVA.co.id

22 Juli 2025