Ekonom Sebut PPN 12 Persen Tidak Signifikan Berdampak ke Daya Beli Masyarakat, Ini Penjelasannya

Ilustrasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Sumber :

Jakarta, VIVA – Pemerintah memastikan bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 pesen pada 2025 mendatang. Lantas bagaimana menurut ekonom?

Rencana IPO COIN Jadi Sorotan, Ini Alasannya

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede meyakini, daya beli masyarakat sejatinya memang masih akan tetap terjaga, karena sebagian besar kenaikan PPN hanya diterapkan pada barang mewah saja. Misalnya seperti daging wagyu, pendidikan internasional, dan layanan kesehatan VIP.

"Kenaikan harga akibat PPN cenderung tidak signifikan terhadap daya beli mayoritas masyarakat. Sebab insentif pemerintah seperti subsidi bahan pokok, bansos, dan pengurangan pajak bagi UMKM tetap diberikan," kata Josua saat dihubungi VIVA, Kamis, 26 Desember 2024.

Pemerintah Anggarkan Rp 430 Miliar untuk Diskon Tiket Pesawat Juni-Juli 2025

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Selain itu, ia memproyeksi bahwa inflasi inti akan tetap rendah, karena pengendalian harga bahan pangan dan barang strategis serta kebijakan fiskal yang mendukung daya beli. "Pemerintah juga sudah menyiapkan paket kebijakan untuk mengompensasi kelompok rentan seperti insentif untuk UMKM, penghapusan pajak bagi usaha kecil, dan keringanan pajak lainnya," ujarnya.

Bea Cukai RI Beberkan Alasan Permudah Aturan Barang Bawaan Penumpang

Tak hanya itu, Josua menegaskan bahwa diskon listrik untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta bantuan pangan bagi rumah tangga miskin, juga masih terus disalurkan oleh pemerintah.

"Jadi, kenaikan PPN menjadi 12 persen kemungkinan besar tidak akan berdampak signifikan pada daya beli masyarakat secara keseluruhan," kata Josua.

Dia pun membeberkan alasan dari argumennya tersebut. Pertama yakni karena skema tarif progresif yang dipastikan hanya akan menargetkan barang dan jasa mewah. Kedua, upaya pemerintah dalam memberikan insentif dan subsidi terus dilakukan, guna mengimbangi dampak kenaikan PPN. 

"Ketiga, tren inflasi yang tetap rendah berkat pengendalian harga dan langkah-langkah kebijakan lainnya," ujarnya.

Ilustrasi Obligasi

Analis Sebut Penguatan IHSG Didominasi Sentimen Spekulatif: Tahun Ini Milik Obligasi

Analis Mirae menyebut penguatan IHSG masih spekulatif dan tak ditopang fundamental kuat. Tahun 2025 diprediksi jadi momen bersinar bagi pasar obligasi jangka panjang.

img_title
VIVA.co.id
15 Juli 2025