Sri Mulyani Efisiensi Anggaran Kemenkeu Rp 8,99 Triliun, Ini Daftarnya
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melakukan pemangkasan anggaran sebesar Rp 8,99 triliun pada tahun 2025. Artinya, anggaran Kementerian Keuangan tahun ini menjadi Rp 44,20 triliun, dari pagu awal Rp 53,19 triliun.
Adapun salah satu pemangkasan ini dilakukan pada belanja birokrasi, yang terdiri dari alat tulis kantor (ATK), kegiatan seremonial, rapat, seminar, honorarium, percetakan dan souvenir, serta perjalanan dinas dari pagu awal Rp 2,348 triliun, dipangkas menjadi Rp 967,38 miliar.
"Belanja barang dan belanja modal dilakukan penelitian sangat tajam untuk dilakukan efisiensi. Ini termasuk perjadin (perjalanan dinas), ATK, seminar, kajian, acara seremonial peringatan,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI di DPR RI, Kamis 13, Februari 2025.
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah bersama Menkeu Sri Mulyani
- DPR RI
Bendahara Negara ini menjelaskan, untuk alat tulis kantor dari pagu anggaran sebesar Rp 213 miliar, setelah pemangkasan menjadi hanya Rp 42,2 miliar. Kemudian kegiatan seremonial dari Rp 7,8 miliar, menjadi Rp3,32 miliar.
"Rapat seminar dan lain-lain yang Rp 289,5 miliar tahun ini dianggarkan tahun 2019 sebelum COVID-19 bahkan mencapai Rp 443 miliar, sekarang hanya Rp 58,2 miliar," jelasnya.
Untuk diklat dan bimtek dari pagu anggaran Rp 24,74 miliar dipangkas menjadi Rp 4,08 miliar. Disusul, anggaran kajian dan analisis sebesar Rp 18,9 miliar menjadi Rp 5,07 miliar, honor output kegiatan dan jasa profesi dipangkas menjadi Rp 58,00 miliar dari pagu Rp 170,91 miliar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Presiden Prabowo Subianto (dok: Instagram Sri Mulyani)
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Lalu percetakan dan souvenir menjadi Rp 6,53 miliar dari pagu anggaran Rp 97,39 miliar, dan perjalanan dinas menjadi Rp 789,77 miliar dari pagu Rp 1,52 triliun.
“Itu adalah yang kita lakukan sesuai dengan Inpres No. 1 tahun 2025, dimana kita terus melakukan langkah efisiensi dengan diharapkan tidak akan mengurangi output dan outcome tentang kinerja,” imbuhnya.