Anindya Bakrie Sebut Kadin Provinsi Jakarta Jadi Barometer dan Nadi Perekonomian Nasional
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menegaskan, Kadin Provinsi Jakarta merupakan barometer dan denyut-denyut nadi perekonomian nasional, karena berada di pusat ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia.
Hal itu diutarakannya saat memberikan sambutan di acara Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) I tahun 2025 Kadin DKI Jakarta, yang digelar di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
"Saya ingin menyampaikan bahwa Kadin Provinsi Jakarta adalah barometer Kadin Indonesia," kata Anindya, Jumat, 7 Maret 2025.
"Bukan saja karena KTA (karta tanda anggota) saya ditandatangani oleh Kadin Jakarta, tapi memang di sinilah tempat orang memperhatikan barometer dan juga denyut-denyut nadi perekonomian," ujarnya.
Anindya Bakrie, Arahan Presiden RI Prabowo Subianto di depan para pengusaha
- VIVA/Yeni Lestari
Hal itu diungkapkan Anindya bukan tanpa alasan. Sebab menurutnya, Kadin Provinsi Jakarta selalu menjadi salah satu yang terdepan dalam mengusung dan menjalankan program keekonomian, terutama yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
"Jumat depan kita akan meluncurkan 4 quick win untuk mendukung pemerintah Pak Prabowo, di mana salah satunya untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tentu berhubungan dengan pasar murah juga. Nah, ini juga sudah dilaksanakan oleh teman-teman Kadin Jakarta," ujar Anindya.
Karenanya, Anindya menilai bahwa sangat wajar apabila pemerintah provinsi dan masyarakat Jakarta menaruh harapan kepada Kadin Provinsi Jakarta, sebagai salah satu pihak yang akan membangun perekonomian Jakarta ke depannya.
Terlebih, para pengusaha di Jakarta khususnya yang tergabung dalam Kadin Provinsi DKI Jakarta, menurutnya merupakan sosok-sosok pengusaha yang sudah teruji kapasitasnya dalam menghadapi tantangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
"Kebetulan saya tadi baru meeting dengan Pak Presiden, beliau sangat percaya dan optimis bahwa pertumbuhan dapat berlangsung dengan baik ke depan. Bukan tanpa tantangan yang berarti dan banyak juga datang dari faktor eksternal, tapi juga karena di balik tantangan itu pengusaha sudah teruji di tahun 1997-1998, 2008, dan tahun 2020," kata Anindya.
"Jadi sedikit banyak kita mempunyai imunisasi yang ada di dalam diri kita sendiri. Tapi penting juga memahami bahwa pertumbuhan ekonomi itu juga dibarengi dengan kesetaraan dan kesejahteraan. Karena bagaimanapun juga, kemakmuran itu hanya bisa tercapai kalau kita bekerja bersama-sama," ujarnya.