Dongkrak Pemanfaatan LNG di Sektor Maritim RI, PIS Ajak Pelaku Industri Kolaborasi

Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS), Eka Suhendra, di acara 'Indonesia Maritim Weekend 2025', di JCC Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS), Eka Suhendra mengatakan, pihaknya akan berupaya mendorong para pelaku industri di sektor pelayaran, untuk mulai memanfaatkan gas alam cair alias Liquified Natural Gas (LNG) dalam operasional bisnisnya.

Kebutuhan Domestik Melonjak, SKK Migas Atur Ulang Ekspor LNG

Bahkan, Dia mengaku bahwa PIS tak segan-segan untuk menjalin kolaborasi dengan pihak atau pelaku di industri maritim nasional, guna mendongkrak pemanfaatan LNG tersebut.

"Saya pengen mendorong agar bagaimana semua pemain atau pelaku industri yang ada sekarang ini, ayo sama-sama kita berkolaborasi gimana caranya kita bisa meningkatkan penggunaan LNG," kata Eka saat ditemui di sela acara 'Indonesia Maritim Weekend 2025', di JCC Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025.

Pertamina International Shipping Berhasil Turunkan Beban Operasional 37,9 Persen di 2024

Kapal PT Pertamina International Shipping (PIS)

Photo :
  • Dok. PIS

Kerjasama untuk mendongkrak pemanfaatan LNG di sektor maritim Indonesia itu nantinya akan mencakup mulai dari aspek bahan bakar kapal maupun komoditas kargo itu sendiri. Sebab, pemerintah menurutnya juga telah menyusun rencana untuk memasyarakatkan energi hijau alias green energy.

PIS Rombak Komisaris hingga Dirut, Ada Wamenlu hingga Politisi Demokrat

"Jadi, baik sebagai fuel di kapal kita atau sebagai kargo-nya sendiri. Karena kalau sebagai kargo, ya sebenarnya kan pemerintah juga punya rencana untuk mengelektrifikasi Indonesia dengan greener fuel," ujar Eka.

Meski demikian, Dia mengakui bahwa upaya pemerintah menuju pemanfaatan energi hijau itu memang memiliki sejumlah tantangan dan kendala, utamanya yakni soal visibilitas dalam hal biaya.

Sehingga, Eka pun kembali menegaskan bahwa jenis energi yang sangat realistis untuk dimanfaatkan dalam upaya menekan emisi karbon, salah satunya adalah gas alam cair alias Liquified Natural Gas (LNG) tersebut.

"Tapi lagi-lagi kendalanya pasti masalah visibility in terms of cost-nya. Nah, ini yang mudah-mudahan kalau misalnya ekosistemnya sudah terbentuk, apalagi kalau misalnya nanti Indonesia punya produksi LNG sendiri, maka ini akan jadi visible," kata Eka.

"Nah, saya berharap mungkin dari ekosistem maritime ini juga sudah akan siap gitu. Kalau Indonesia sudah punya produksi LNG sendiri, kemudian kita enggak terlalu harus impor," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya