Elon Musk Dianggap Berbahaya sama Pebisnis
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Jakarta, VIVA – Survei Bitkom, asosiasi digital Jerman, terhadap 602 perusahaan yang memiliki minimal 20 karyawan menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan di Jerman yang mengurangi aktivitas di platform media sosial X (yang sebelumnya bernama Twitter) milik miliarder teknologi Amerika Serikat (AS), Elon Musk.
Hasil jajak pendapat menunjukkan, 58 persen perusahaan yang ikut survei menyebutkan, mengurangi bahkan behenti total memosting konten di platform X. Sebanyak 23 persen perusahaan menyebutkan, tetap memosting di X tanpa mengurangi volumenya, dan hanya 3 persen menyebutkan, bahkan meningkatkan jumlah postingan, setelah X diakuisisi Elon Musk.
Empat persen tidak memposting konten sama sekali. Survei Bitkom sebelumnya pada Oktober 2023 menunjukkan sebanyak 32 persen perusahaan masih menggunakan X, sedangkan 43 persen menyatakan telah mengurangi atau menghentikan aktivitasnya di X.
Penurunan tersebut terus berlanjut hingga pertengahan tahun ini yang tercatat hanya 27 persen perusahaan yang menggunakan X, seperti dikutip dari situs DW, Rabu, 16 Juli 2025.
Menurut Bitkom, salah satu alasan utama perusahaan menarik diri dari X adalah meningkatnya keraguan terhadap Elon Musk. Sekitar 63 persen responden menganggap Elon Musk sebagai figur yang sangat berbahaya.
Selain itu, 74 persen menolak gagasan bahwa seseorang yang sangat berpengaruh besar di media sosial seperti Elon Musk memegang jabatan politik, dan 66 persen juga menentang jika pimpinan perusahaan besar aktif dalam dunia politik.
Pengeluaran perusahaan untuk memasang iklan berbayar di platform X tercatat menurun secara signifikan. Pada 2023 misalnya, sebanyak 26 persen perusahaan Jerman tercatat mengurangi iklan atau tidak beriklan di X. Di tahun ini angkanya naik mencapai 51 persen perusahaan tidak lagi beriklan di X.
Saat ini, hanya tujuh persen perusahaan yang masih beriklan dengan skala yang sama seperti sebelum akuisisi Twitter oleh Elon Musk pada Oktober 2022, sementara 37 persen lainnya sudah tidak beriklan sama sekali di platform sosial media milik miliarder keturunan Afrika Selatan tersebut.
"Banyak perusahaan yang menjaga jarak, ketika seseorang menggabungkan kekuatan ekonomi, politik, dan media yang sangat besar," kata CEO Bitkom, Bernhard Rohleder.
Meskipun X mendapat banyak kritik, mayoritas perusahaan tidak berencana untuk menarik diri sepenuhnya dari platform itu. Hanya sebelas persen perusahaan dengan akun resmi X yang berniat untuk menghapus profil mereka tahun ini atau tahun depan.
Empat persen lainnya sedang mempertimbangkan untuk menghapus X, tapi belum ada tenggat yang jelas. Sebanyak 43 persen mempertimbangkan langkah yang sama, namun belum mengambil langkah apapun. 39 persen masih ingin profil mereka di X tidak berubah.
Secara keseluruhan, 85 persen dari semua perusahaan - termasuk perusahaan yang tidak terwakili di X - meminta agar X diawasi dengan lebih ketat. 80 persen mengatakan bahwa platform ini meningkatkan perpecahan di masyarakat. Hanya 21 persen yang berpendapat bahwa Elon Musk memperkuat kebebasan berekspresi.