Boom! Transaksi Wisata Meledak Saat Libur Sekolah, Ini Rahasianya

Co-Founder and Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Musim liburan sekolah 2025 kembali menunjukkan perannya sebagai pendorong utama pertumbuhan konsumsi domestik di Indonesia.

IMX 2025 ‘8VOLUTION’: Rilis Pre-Sale 3, Tiket Terakhir Sudah Tersedia

ari sektor perjalanan dan atraksi, layanan fotografi, hingga pertunjukan teater, masyarakat semakin mengutamakan konsumsi berbasis pengalaman yang bersifat personal, emosional, dan layak dibagikan.

Platform perjalanan tiket.com mencatat lonjakan transaksi yang signifikan selama musim liburan sekolah 2025, dengan akomodasi meningkat akomodasi naik 79 persen, atraksi wisata naik 45 persen, dan tiket penerbangan naik 38 persen.

Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Pertamina Eco RunFest 2025 Dibuka 21 Juli 2025 Pukul 14.00 WIB

Di luar periode liburan sekolah, sepanjang paruh pertama 2025 tiket.com juga mencatat pertumbuhan transaksi sebesar 54 persen dibandingkan tahun lalu yang didorong oleh meningkatnya kebiasaan masyarakat untuk mengambil jeda singkat dari rutinitas, atau yang kini dikenal sebagai tren micro-break.

Kemudian, ada pergeseran dari long haul ke short haul, dari destinasi luar negeri ke domestik, dan dari liburan tahunan menjadi momen-momen jeda yang lebih sering dan lebih personal.

Harga Tiket Semifinal Piala Dunia Antarklub Turun Drastis! Dari Rp7 Juta Jadi Cuma Rp200 Ribuan

“Sebelum pandemi Covid-19, masyarakat umumnya menunggu libur panjang untuk berlibur. Kini, ada kebutuhan baru untuk rehat sejenak dari rutinitas, entah melalui perjalanan singkat, menonton konser, atau sekadar menikmati aktivitas hiburan di akhir pekan panjang,” kata Co-Founder and CMO tiket.com, Gaery Undarsa, di Jakarta, Kamis, 24 Juli 2025.

Fenomena experience economy turut ditegaskan oleh Suwandi Ahmad, Chief Data Officer Lokadata.id. Ia menjelaskan bahwa masyarakat kini berlibur bukan semata untuk beristirahat, tetapi untuk menciptakan pengalaman yang bermakna dan layak dibagikan.

"Nilai liburan tidak hanya soal lokasi atau harga, tetapi tentang cerita yang bisa dibawa pulang dan dibagikan," jelas dia.

Dalam surveinya, Lokadata.id menemukan bahwa konsumen semakin memprioritaskan kegiatan yang memberi dampak emosional seperti konser, pertunjukan budaya, dan perjalanan singkat dibanding sekadar pembelian barang. Suwandi juga mencatat pergeseran pola dalam liburan keluarga.

Jika dahulu keputusan destinasi banyak ditentukan oleh anggota keluarga perempuan tertua sebagai pengelola rumah tangga (seperti ibu atau nenek), kini keputusan lebih bersifat kolektif dibentuk oleh seluruh anggota keluarga yang memiliki preferensi dan keinginan masing-masing, terutama karena setiap orang ingin memiliki pengalaman pribadi yang berkesan dan bisa dibagikan secara individual, termasuk melalui media sosial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya