Orang Miskin RI 23,85 Juta Jiwa di Maret 2025, BPS: Terendah dalam Dua Dekade
- [tangkapan layar]
Jakarta, VIVA – Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Ateng Hartono melaporkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang, atau turun 0,21 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
"Apabila dilihat secara persentase, jumlah penduduk miskin terhadap total populasi pada Maret 2025 mencapai 8,47 persen, atau turun 0,1 persen poin dibandingkan dengan September 2024 lalu," kata Ateng dalam konferensi pers, Jumat, 25 Juli 2025.
Meski penurunannya terbilang tipis, namun Ateng menegaskan bahwa angka kemiskinan ini merupakan angka terendah dalam dua dekade. "Angka kemiskinan tahun 2025 merupakan terendah selama dua dekade," ujarnya.
Ilsutrasi ada orang yang masa tua pensiun miskin padahal dulu produktif. (pixabay)
- vstory
Apabila dilihat dari sebarannya, tingkat kemiskinan di perkotaan tercatat naik dari 6,66 persen menjadi 6,73 persen. Penyebabnya yakni karena adanya peningkatan jumlah pengangguran di perkotaan yang mencapai sebanyak 0,46 juta jiwa pada Februari 2025, dibandingkan dengan bulan Agustus 2024 lalu.
Faktor pendukung lain yakni adanya kenaikan sejumlah harga bahan kebutuhan pokok di pasar, seperti misalnya yang terjadi pada komoditas cabai rawit, minyak goreng, dan bawang putih.
Menurutnya, kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut akan sangat berdampak pada penduduk kota, yang cukup bergantung pada harga bahan pokok di pasar karena mereka tidak bisa memproduksinya sendiri.
Harga bawang dan sayuran naik di pasar Tangerang
- Sherly (Tangerang)
"Sehingga kenaikan harga (bahan pokok di pasar) akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, terutama RT (rumah tangga) kelompok bawah atau miskin ataupun yang rentan miskin," kata Ateng.
Sementara jumlah persentase penduduk miskin di pedesaan pada Maret 2025 tercatat sebesar 11,03 persen, atau turun dibandingkan periode September 2024 yang sebesar 11,34 persen.
"Penurunan kemiskinan di desa seiring dengan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP)," ujarnya.