Bos OJK Sebut Rojali dan Rohana Tak Hanya Ada di Konsumen, Produsen hingga Investor Juga
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Fenomena rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana) ramai jadi sorotan publik saat ini. Sikap konsumen itu dinilai wajar dari merespons ketidakpastian ekonomi beberapa bulan terakhir.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, ada kecenderungan masyarakat untuk menahan konsumsi dan bersikap lebih hati-hati dalam berbelanja saat ini. Hal tersebut merupakan reaksi alami terhadap situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.
“Jadi pada saat terjadi kondisi yang lebih tidak pasti beberapa bulan terakhir ini, tentu banyak pihak yang lebih mengambil posisi untuk menimbang-nimbang sebelum mengambil keputusan,” kata Mahendra di Jakarta, dikutip Selasa 5 Agustus 2025.
Bisnis segmen gaya hidup yaitu pusat perbelanjaan atau mal yang dikelola PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
- Dok. Lippo
Dia mengatakan, perilaku konsumen tersebut tak jauh berbeda dari sikap produsen atau investor dalam menjalankan bisnisnya di tengah ketidakpastian. Dalam kondisi seperti itu, semua pihak cenderung menunggu kejelasan sebelum melakukan langkah lanjutan, termasuk dalam hal pengeluaran atau investasi.
Lebih lanjut OJK lanjut dia optimistis bahwa dengan membaiknya arah kebijakan ekonomi dan meredanya ketidakpastian global, maka perilaku konsumsi masyarakat akan kembali pulih secara bertahap. Karenanya sinyal kepastian bagi konsumen sangat penting agar mereka merasa lebih percaya diri untuk kembali belanja.
“Saya rasa kalau itu terjadi di dalam konteks konsumen, saya rasa wajar saja. Tapi dengan kepastian yang sudah lebih jelas dengan hasil yang telah dicapai (sekarang), maka tentu sama dengan pihak produsen dan investor, maka konsumen pun akan memperoleh kepastian lebih baik terhadap keputusan untuk menentukan belanja lebih lanjut ke depan,” katanya.
