Anindya Bakrie Optimis Retret Kadin 2025 Hasilkan Pengusaha Pejuang yang Militan

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie
Sumber :
  • [Mohammad Yudha Prasetya]

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengungkapkan, Retret Kadin 2025 yang digelar di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, bertujuan untuk menghasilkan karakter pengusaha yang pejuang dan militan.

Anindya Tegaskan Industri Hijau Bisa Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi

Namun, alih-alih hanya mengandalkan aspek pendukung retret seperti penggunaan pesawat Hercules dan nuansa militernya, Anindya menekankan bahwa tujuan menciptakan pengusaha pejuang yang militan adalah fokus utama Kadin Indonesia dari gelaran acara tersebut.

"Intinya bukan soal pakai (pesawat) Herculesnya, dan bukan juga soal militernya," kata Anindya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 8 Agustus 2025.

Anindya Bakrie Sebut 270 Dapur MBG Kadin Bakal Beroperasi Akhir Oktober 2025

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

"Tapi bagaimana Indonesia itu bisa mempunyai pengusaha-pengusaha pejuang atau pejuang ekonomi," ujarnya.

Kadin dan KemenPAN RB Teken MoU Pacu Transformasi Digital dan Layanan Publik

Selain itu, Anindya juga berharap bahwa retret ini juga akan meningkatkan kerja sama antara pengusaha dan pemerintah, demi menjaga ketahanan ekonomi.

Terlebih, Dia menekankan bahwa sampai saat ini Kadin Indonesia bahkan telah memiliki sejumlah upaya menuju hal tersebut, melalui 4 program cepat tepat atau quick win.

Anindya membeberkan, program pertama adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) Gotong Royong di seluruh provinsi, dengan 256 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) eksisting di 25 provinsi.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie di Balai Kota Jakarta

Photo :
  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

Kedua, Kadin Indonesia juga memiliki program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Gotong Royong, dan yang ketiga adalah melakukan peningkatan kompetensi dan daya saing tenaga kerja migran Gotong Royong.

"Dan yang terakhir adalah program rumah layak huni dan terjangkau, yang dimulai dengan renovasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya