10 Skill Paling Dicari Perusahaan di 2030, Bisa Dipelajari Tanpa Perlu Gelar Sarjana

Ilustrasi melamar kerja.
Sumber :
  • freepik.com/yanalya

Jakarta, VIVA – Dunia kerja terus berubah, terutama dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI) dan perkembangan teknologi yang pesat.

Salesforce PHK 4.000 Karyawan, Marc Benioff Akui AI Lebih Efisien

Jika dulu gelar sarjana empat tahun dianggap sebagai syarat mutlak untuk memperoleh pekerjaan bergaji tinggi, kini kenyataannya tidak selalu demikian.

Keterampilan spesifik yang relevan dengan kebutuhan industri dinilai jauh lebih penting dan dapat diperoleh melalui kursus singkat maupun sertifikasi profesional.

Geger! Pekerjaan 9 to 5 Diramal Bakal Punah di 2034, Ini 9 Faktanya

Sebuah laporan terbaru dari Resume Now, berdasarkan data World Economic Forum Future of Jobs Report dan Burning Glass Institute’s Credential Value Index, menunjukkan bahwa banyak keterampilan dengan pertumbuhan tercepat di pasar kerja 2030 dapat dipelajari tanpa harus menempuh pendidikan formal panjang.

“Persiapan untuk masa depan kerja tidak selalu memerlukan gelar empat tahun,” kata Keith Spencer, pakar karier di Resume Now, seperti dikutip dari CNBC, Minggu, 7 September 2025.

Bill Gates Ungkap Pekerjaan yang Mustahil Digantikan AI hingga 100 Tahun ke Depan, Minat Banting Setir?

Menurutnya, sertifikasi jangka pendek yang terarah bisa memberikan dampak nyata pada penghasilan dan mobilitas karier.

“Pekerja yang terus memperbarui kemampuan mereka lebih mungkin tetap relevan, naik jabatan, dan mendapatkan peluang yang lebih baik,” ujarnya.

Berikut daftar keterampilan yang paling dibutuhkan hingga 2030 beserta potensi kenaikan gaji yang bisa diperoleh:

Ilustrasi Keterampilan Soft Skills

Photo :
  • freepik.com/freepik

1. AI dan Big Data

Pertumbuhan keterampilan ini diproyeksikan mencapai 90 persen hingga 2030. Kemuduan, potensi kenaikan gaji bisa mencapai US$6.800 atau Rp111,5 juta.

2. Literasi Teknologi

Kemampuan dasar memahami dan mengoperasikan teknologi semakin vital, dengan proyeksi pertumbuhan 69 persen. Untuk kenaikan gaji bisa diperkirakan mencapai US$3.600 atau Rp59 juta.

3. Resiliensi, Fleksibilitas, dan Agilitas

Kemampuan beradaptasi dengan cepat di tengah perubahan pasar kerja tumbuh 68 persen. Untuk kenaikan gaji bisa tembus US$1.800 atau Rp29,5 juta.

4. Berpikir Kreatif

Selain teknologi, kreativitas tetap dibutuhkan. Pertumbuhannya mencapai 68 persen dengan potensi kenaikan gaji US$7.100 atau Rp116,4 juta.

5. Kepemimpinan dan Pengaruh Sosial

Keterampilan memimpin dan memengaruhi tim tumbuh 65 persen. Kenaikan gaji bisa mencapai US$3.700 atau Rp60,7 juta.

6. Berpikir Analitis

Kemampuan menganalisis masalah secara kritis tumbuh 60 persen. Kenaikan gaji bisa mencapai US$4.900 atau Rp80,3 juta.

7. Rasa Ingin Tahu dan Belajar Sepanjang Hayat

Meski terdengar sepele, pertumbuhan skill satu ini mencapai 57 persen. Untuk kenaikan gaji berada di kisaran US$2.900 atau Rp47,6 juta.

8. Empati dan Aktif Menerima Masukan

Keterampilan berbasis manusia ini tumbuh 54 persen. Kenaikan gaji bisa mencapai US$6.000 atau Rp98,4 juta.

9. Manajemen Talenta

Kemampuan mengelola sumber daya manusia tumbuh 54 persen. Sertifikasi bisa didapatkan di Integrated Talent Management (ATD). Kenaikan gaji tembus US$4.800 atau Rp78,7 juta.

10. Motivasi dan Kesadaran Diri

Terakhir, ada motivasi dan kesadaran diri yang tumbuh 50 persen. Untuk skill atau keterampilan ini, kenaikan gajinya bisa mencapai US$1.400 atau Rp23 juta.

Keterampilan Manusia Tetap Penting

Meski keterampilan teknologi semakin diminati, keterampilan berbasis manusia masih sangat berharga.

“Kita semua mengira bidang seperti AI dan data akan mendominasi, tetapi mengejutkan melihat berpikir kreatif dan kecerdasan emosional berada di posisi teratas,” ungkap Spencer.

“Artinya, pemberi kerja masih menghargai kemampuan manusia yang unik dan tidak bisa ditiru mesin,” sambungnya.

Menurutnya, pemberi kerja menyadari teknologi akan terus berubah dengan cepat, sehingga mereka lebih memprioritaskan orang yang mampu belajar, beradaptasi, dan memimpin dalam ketidakpastian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya