Gen Z Punya Jurus Anti Burnout! Inilah Filosofi Career Minimalism yang Lagi Tren
Jakarta, VIVA – Perubahan dunia kerja tidak hanya dipicu oleh teknologi, tetapi juga oleh pola pikir generasi muda. Gen Z, yang lahir antara 1997 hingga 2012, semakin menegaskan bahwa kesuksesan tidak harus diukur dengan jabatan tinggi atau gaji besar semata.
Mereka memperkenalkan konsep career minimalism, sebuah filosofi yang menekankan keseimbangan hidup, fleksibilitas, serta tujuan kerja yang selaras dengan nilai pribadi.
Bagi Gen Z, pendekatan ini bukan hal radikal, melainkan rasional. Mereka menyaksikan bagaimana generasi sebelumnya mengorbankan kesehatan, hubungan, dan kebahagiaan pribadi demi kesuksesan karier yang seringkali tidak bertahan lama.
Kini, mereka memilih jalan berbeda, dan menariknya, cara ini justru menawarkan banyak pelajaran berharga untuk semua generasi. Berikut fakta-faktanya selengkapnya, seperti dirangkum dari Up Worthy, Kamis, 18 September 2025.
Ilustrasi Gen Z.
- Pexels.com
Batasan menciptakan keberlanjutan
Gen Z menekankan pentingnya batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan begitu, mereka mampu menghindari burnout yang selama ini banyak dialami generasi lebih tua.
Batasan ini bukan sekadar pembatas, tetapi fondasi untuk menjaga produktivitas dan kreativitas jangka panjang.
Diversifikasi mengurangi risiko
Generasi sebelumnya mencari keamanan dengan bertahan pada satu perusahaan. Sebaliknya, Gen Z percaya bahwa keamanan sejati datang dari memiliki banyak sumber pendapatan dan keterampilan yang bisa ditransfer ke berbagai industri. Side hustle yang mereka jalankan berfungsi layaknya asuransi finansial, melindungi diri dari perubahan industri cepat dan disrupsi AI.
Pekerjaan berbasis nilai meningkatkan keterlibatan
Ketika pekerjaan selaras dengan nilai pribadi, hasil kerja biasanya lebih maksimal. Gen Z menuntut pekerjaan yang bermakna, dan hal ini justru memaksa perusahaan untuk memperjelas tujuan serta dampaknya. Pendekatan ini pada akhirnya menguntungkan semua pihak karena meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan loyalitas karyawan lintas generasi.
Fleksibilitas meningkatkan produktivitas
Data menunjukkan bahwa fleksibilitas kerja bukan hanya baik untuk Gen Z, tetapi juga untuk semua karyawan. Pengaturan kerja yang fleksibel terbukti meningkatkan retensi, kinerja, dan kepuasan kerja. Inilah salah satu alasan mengapa Gen Z menjadikan fleksibilitas sebagai syarat utama dalam memilih tempat kerja.
Pelajaran bagi semua generasi
Janel Abrahami, Career Pivot Strategist di Glassdoor, menilai cara Gen Z bekerja sebagai sesuatu yang menyegarkan. Ia mendorong manajer untuk lebih memahami generasi ini.
“Kebiasaan Gen Z akan terus membentuk tenaga kerja kita, jadi penting bagi pemberi kerja untuk benar-benar memahami mereka,” kata Abrahami.
“Mereka menginginkan karier berkelanjutan yang selaras dengan tujuan mereka, entah itu dengan memprioritaskan pekerjaan yang mencegah burnout atau pekerjaan yang memberikan keamanan dari PHK. Generasi yang lebih tua punya banyak hal untuk dipelajari dari Gen Z, dan kemungkinan besar kita akan mulai melihat nilai-nilai ini lebih diterima secara luas.”