Riset Ungkap WFH Jadi Kunci Work-Life Balance dan Bikin Karyawan Lebih Bahagia
- Freepik
Jakarta, VIVA – Sejak pandemi, kerja dari rumah atau work from home (WFH) jadi fenomena global yang memicu perdebatan panjang. Sebagian orang menganggapnya sekadar tren sementara, tetapi yang lain melihatnya sebagai masa depan dunia kerja.Â
Pertanyaan besar pun muncul, apakah bekerja dari rumah benar-benar membuat hidup lebih baik, atau justru menambah tantangan baru?
Jawabannya kini mulai terungkap lewat hasil penelitian ilmiah. Setelah lima tahun dikaji, tim peneliti dari University of South Australia menyimpulkan bahwa kerja dari rumah bukan hanya soal fleksibilitas atau efisiensi, melainkan juga berpengaruh nyata terhadap kebahagiaan dan kesehatan mental pekerja.
Melansir dari Complexions Dance, berikut hasil risetnya, seperti dirangkum pada Selasa, 23Â September 2025.
Ilustrasi Work From Anywhere
- pexels.com/ Resume Genius
Tidur Lebih Berkualitas, Stres Lebih Rendah
Salah satu temuan utama penelitian ini adalah dampak WFH terhadap kualitas tidur. Tanpa harus terjebak macet atau berdesakan di transportasi umum, pekerja bisa menghemat waktu perjalanan.Â
Hasil studi menunjukkan, rata-rata pekerja mendapatkan tambahan 30 menit tidur setiap malam ketika tidak perlu melakukan perjalanan ke kantor.
Meski terlihat sepele, tambahan setengah jam tidur setiap hari bisa terakumulasi menjadi ribuan jam istirahat ekstra dalam beberapa tahun. Efeknya signifikan, yakni suasana hati lebih stabil, energi lebih terjaga, dan stres jauh berkurang.Â
Para partisipan riset juga melaporkan merasa lebih tenang di pagi hari serta punya malam yang lebih santai bersama keluarga.
Waktu Luang yang Lebih Bermakna
Tak hanya soal tidur, bekerja dari rumah juga membuka ruang untuk keseimbangan hidup yang lebih baik. Waktu yang tadinya habis untuk perjalanan kini bisa dialihkan ke berbagai hal bermanfaat: menyelesaikan pekerjaan rumah, berkumpul dengan keluarga, berolahraga, hingga mencoba hobi baru.
Studi menemukan bahwa banyak pekerja mulai memasak di rumah lebih sering, yang secara tidak langsung memperbaiki pola makan. Kebiasaan sederhana ini membantu meningkatkan energi, memperbaiki mood, dan bahkan mendukung kesehatan jangka panjang.
Di sisi lain, lebih banyak waktu bersama keluarga juga terbukti mengurangi rasa terasing dan memperkuat hubungan personal. Faktor inilah yang membuat sebagian besar responden merasa lebih puas dengan hidup setelah beralih ke pola kerja fleksibel.
Produktivitas Justru Meningkat
Salah satu kekhawatiran terbesar perusahaan terhadap WFH adalah turunnya produktivitas. Namun riset menunjukkan hal sebaliknya. Ketika pekerja diberi pilihan untuk bekerja dari rumah secara sukarela, hasil pekerjaan cenderung lebih baik.
Alasannya sederhana: tingkat kepuasan kerja meningkat, konsentrasi lebih terjaga, dan fleksibilitas membuat pekerja bisa menyesuaikan ritme kerjanya sendiri. Namun, studi juga menekankan bahwa kepemimpinan punya peran penting.Â
Gaya manajemen yang terlalu kaku dan berbasis kontrol tidak efektif di era kerja jarak jauh. Sebaliknya, kepemimpinan berbasis kepercayaan, komunikasi terbuka, dan fleksibilitas mampu mendorong performa tim tetap solid meski tidak berada di ruang fisik yang sama.
Tantangan: Menjaga Koneksi Sosial
Walau banyak manfaat, WFH juga membawa tantangan. Salah satunya adalah hilangnya interaksi informal seperti obrolan singkat di pantry atau diskusi ringan di meja kerja.Â
Tanpa interaksi tatap muka, beberapa pekerja merasa lebih mudah terisolasi. Untuk mengatasinya, tim dan manajer perlu menciptakan ruang interaksi virtual.Â
Misalnya lewat check-in rutin, virtual coffee break, atau kegiatan daring santai yang menjaga ikatan tim tetap kuat. Dengan pendekatan ini, produktivitas bisa tetap terjaga tanpa mengorbankan aspek sosial.
Masa Depan Kerja: Fleksibilitas dan Kesejahteraan
Kesimpulan penelitian ini jelas: kerja dari rumah bukan sekadar tren sementara, tapi model kerja masa depan yang lebih sehat dan manusiawi. Dengan fleksibilitas yang tepat, pekerja bisa meraih keseimbangan hidup, kesehatan mental lebih baik, serta produktivitas yang stabil.
Pada akhirnya, masa depan kerja tidak hanya soal di mana seseorang bekerja, tetapi bagaimana pekerjaan bisa mendukung kesejahteraan individu sekaligus tujuan perusahaan.
Bagaimana, apakah Anda juga merasa lebih bahagia jika bekerja dari rumah? Atau justru lebih nyaman dengan rutinitas kantor?