AI Guncang Pasar Kerja, Profesi Apa yang Masih Aman?

Ilustrasi manajemen data / Artificial Intelligence (AI).
Sumber :
  • SAP

Jakarta, VIVA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang perkembangannya semakin masif dan outsourcing, kini memengaruhi struktur tenaga kerja secara drastis. Banyak perusahaan dan pekerja mulai mempertanyakan masa depan mereka seperti, mana yang aman dari AI, dan mana yang berisiko tergantikan?

AI Masuk Pasar Indonesia, Industri Fintech dan Asuransi Siap Manfaatkan Teknologi Baru

Seiring kemajuan teknologi, sebagian pekerjaan masih sulit diotomasi karena faktor regulasi, kepercayaan, atau kompleksitas fisik. Namun, pekerjaan yang termasuk dalam kategori “knowledge work” atau pekerjaan berbasis pengetahuan, justru lebih rentan terhadap otomatisasi dan kurang tahan terhadap AI.

Berikut informasi lengkapnya seperti dirangkum dari USA Today, Selasa, 23 September 2025.

10 Pekerjaan ‘Membosankan' tapi Gajinya Selangit, Tembus Rp2 Miliar per Tahun

Pekerjaan Aman Berdasarkan Kepercayaan, Regulasi, dan Keterampilan Fisik

Ilustrasi pemadam kebakaran.

Photo :
  • Reporter-News
Nezar Patria Akui Industri Media Terguncang akibat AI

Beberapa pekerjaan tetap terlindungi dari AI karena tidak bisa sepenuhnya digantikan mesin, atau karena masyarakat belum mengizinkannya. Marc Cenedella, pendiri Ladders, Inc., menekankan bahwa pekerjaan yang memerlukan penilaian atau selera,  paling kecil kemungkinan diotomasi. 

Selain itu, pekerjaan yang membutuhkan empati, penilaian, dan keterampilan fisik, juga tetap tahan terhadap AI.

Contohnya, layanan publik dan respons darurat. Pekerjaan tersebut membutuhkan ketangkasan, pengambilan keputusan cepat, dan tenaga fisik, area di mana robot masih terkendala biaya, kepercayaan, dan keandalan.

Selain itu, pekerjaan yang memerlukan orang untuk menyampaikan pengetahuan, dorongan, dan kebijaksanaan, juga belum dapat digantikan AI. Misalnya, terapis, dokter, pelatih, dan guru, yang harus menunjukkan empati serta membangun hubungan dengan pasien dan murid.

Ahli bedah juga relatif aman karena regulasi dan faktor finansial. Kepercayaan dan tanggung jawab menjaga manusia tetap berada di ruang operasi. Profesi hukum juga terlindungi. Paralegal atau asisten hukum mungkin terdampak otomatisasi, tetapi pengacara, secara umum, aman. 

Knowledge Work Menjadi Pekerjaan yang Paling Rentan Digantikan AI

Pekerjaan yang bersifat rutin dan berbasis pengetahuan sangat rentan. Ini termasuk transkripsi, penjadwalan, dan tugas repetitif lain. Misalnya, AI captioning atau avatar, dapat mengurangi kebutuhan notulen langsung dan penerjemah bahasa isyarat, sehingga jumlah pekerja bisa berkurang.

Recruiting juga berubah. Pekerjaan tersebut tidak hilang karena AI, tapi recruiting ini bisa "punah" karena permintaan menurun.” Dengan lebih sedikit lowongan untuk peran kritis, karena output pekerja meningkat dengan bantuan AI, kebutuhan akan perekrut pun ikut menurun.

Area Abu-abu Atau Pekerjaan yang Masih Bisa Berevolusi

Beberapa pekerjaan tidak hilang, tapi berevolusi. Biasanya adalah pekerjaan yang fokus memecahkan masalah di dunia nyata, bukan fungsi tertentu. Contohnya, teknisi radiologi tetap dibutuhkan untuk interaksi pasien saat MRI. 

Meski AI dapat mengurangi jumlah teknisi secara keseluruhan dengan menyederhanakan proses diagnostik, manusia tetap dibutuhkan untuk keputusan akhir. Demikian pula, pengemudi truk dan penanganan kargo.

Artinya, AI tidak menggantikan semua pekerja. Pekerjaan yang membutuhkan empati, akuntabilitas, dan kehadiran fisik manusia akan tetap aman.

Bidang paling aman adalah hukum, medis, keselamatan publik, dan pekerjaan teknis/trade. Sementara itu, tugas rutin berbasis pengetahuan tanpa dasar fisik, itulah yang perlahan bisa lenyap.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya