11 Calon Emiten Ngantre Melantai di BEI, 4 Perusahaan Kelas Kakap
- vivanews/Andry Daud
Jakarta, VIVA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa ada 11 perusahaanyang masuk dalam antrean atau pipeline untuk melantai Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, sebanyak empat perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar, merujuk ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017.
“Sampai 26 September 2025, telah tercatat 23 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp15,05 triliun,” ujar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin. 29 September 2025.
Kemudian, sebanyak tujuh perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar. Dia merincikan sebanyak dua perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor industri, dan dua perusahaan sektor transportasi dan logistik.
Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2021.
- Tangkapan layar.
Ada pula, dua perusahaan sektor keuangan, satu perusahaan sektor barang konsumen nonprimer, satu perusahaan sektor barang konsumen primer, serta satu perusahaan sektor teknologi.
Hingga 26 September 2025, BEI mencatat penerbitan sebanyak 134 emisi dari 70 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun senilai Rp156,4 triliun.
Sampai periode itu, menurut dia, terdapat 20 emisi dari 15 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline (antrean) untuk menerbitkan emisi EBUS. Sementara itu, untuk aksi rights issue, telah terdapat 10 perusahaan yang telah melangsungkan aksi rights issue dengan total nilai Rp16,63 triliun sampai 26 September 2025.
Dalam antrean, terdapat sebanyak empat perusahaan yang akan melangsungkan aksi rights issue, yang terdiri dari dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor transportasi dan logistik, serta satu perusahaan sektor kesehatan.
Sampai 26 September 2025, jumlah perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia mencapai sebanyak 966 perusahaan, yang mana ditargetkan dapat mencapai 1.000 perusahaan tercatat pada akhir tahun 2025.
