Lulusan Baru Sulit Dapat Kerja, Gelar Sarjana Tak Lagi Jadi Jaminan?
- Pixabay/McElspeth
Jakarta, VIVA – Dulu, lulus kuliah identik dengan pekerjaan dan karier menjanjikan. Siklus wajarnya adalah, belajar, lulus, dan langsung memulai karier atau pekerjaan pertama.
Namun bagi banyak lulusan muda saat ini, kenyataan berbeda jauh. Banyak dari mereka merasa sulit untuk menemukan pekerjaan, yang memengaruhi kondisi finansial sekaligus membentuk persepsi mereka tentang masa depan.
Christina Salvadore, lulusan Universitas Georgetown, semula berharap bisa memulai karier di industri fashion atau kecantikan di New York City. Namun kenyataannya, ia masih belum mendapatkan pekerjaan.
“Sungguh menyebalkan ketika orang bertanya, 'jadi sekarang kamu sedang apa?' Saya duduk di rumah orang tua saya dan bermain LinkedIn 24 jam sehari,” ujarnya, seperti dikutip dari CNBC, Minggu, 5 Oktober 2025.
Salvadore tidak sendirian. Tingkat pengangguran untuk “pendatang baru,” termasuk lulusan baru, mencapai puncak tertinggi dalam sembilan tahun terakhir di Amerika Serikat (AS). Proporsi total pengangguran juga naik ke level tertinggi dalam beberapa dekade.
Ilustrasi perpisahan, kelulusan, wisuda
- pixabay/ Maura Nicolaita
Gad Levanon, chief economist di Burning Glass Institute, menyebut Amerika Serikat kini menjadi negara yang 'tidak ramah' untuk lulusan muda. Laporan Burning Glass Institute menunjukkan bahwa gelar sarjana tidak lagi menjamin akses ke pekerjaan kantoran yang dulu dianggap sebagai janji utama pendidikan tinggi.
“Anda jelas melihat sesuatu yang tidak biasa untuk gelar sarjana,” ungkap Levanon.
Data menunjukkan lulusan 20-24 tahun dengan gelar sarjana menghadapi tingkat pengangguran tertinggi dibandingkan periode sebelumnya. Kesenjangan antara lulusan SMA dan sarjana kini semakin kecil, menandakan bahwa keunggulan pendidikan tinggi mulai memudar.
Kondisi ini tak hanya berdampak pada finansial, tapi juga pada kesehatan mental. Banyak lulusan baru membagikan pengalaman mereka di TikTok, mulai dari frustrasi, kembali tinggal dengan orang tua, hingga mempertanyakan mengapa pekerjaan entry-level menuntut pengalaman bertahun-tahun.
Di lain sisi, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengungkap bahwa saat ini yang terjadi adalah, jumlah PHK yang sedikit, tetapi juga perekrutan yang juga sama sedikit. Data pemerintah menunjukkan jumlah pekerja yang dipekerjakan atau mengundurkan diri melambat, sementara mereka yang menganggur lebih dari 27 minggu meningkat sekitar 25% dibanding tahun sebelumnya.