Nasib Sarjana Lulusan Ilmu Komputer, Dulu Karier Cemerlang dan Gaji Tinggi tapi Kini Sulit Dapat Kerja 

Ilustrasi wisuda/lulus kuliah.
Sumber :
  • Pixabay/McElspeth

Jakarta, VIVA – Dulu, ilmu komputer dianggap sebagai jalur karier yang hampir “future-proof.” Lulusan bisa memilih pekerjaan dengan gaji tinggi dan menikmati banyak tawaran menarik, seolah memiliki dunia di ujung jari mereka. 

Indosat Bawa AI Masuk ke Dunia Ritel

Namun, tren terbaru menunjukkan perubahan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Kini, lulusan ilmu komputer menghadapi tantangan untuk mendapatkan pekerjaan, bahkan di tengah berkembangnya teknologi dan permintaan tenaga profesional.

Hany Farid, profesor terkemuka di bidang ilmu komputer dan pakar forensik digital menyampaikan peringatan serius terkait fenomena ini. Farid menjelaskan bahwa lulusan ilmu komputer saat ini tidak lagi menikmati posisi strategis yang sama seperti empat tahun lalu.

Dunia Kerja Akan Berubah Drastis di 2026, Ini 7 Hal yang Harus Anda Siapkan!

 “Untuk orang-orang seperti putra Anda, yang empat tahun lalu dijanjikan, ‘belajar ilmu komputer, ini akan menjadi karier yang hebat. Ini future-proof,’ hal itu sudah berubah,” ujarnya, seperti dikutip dari NY Post, Rabu, 1 Oktober 2025. 

Ilustrasi komputer bermasalah

Photo :
  • pcmdtechs.net

Nasib Profesi IT di 2030, Benarkah Bakal Suram Gara-gara AI?

Farid mengamati bahwa beberapa lulusan bahkan hanya beruntung jika mendapatkan satu tawaran pekerjaan, jauh berbeda dari masa lalu ketika mahasiswa Berkeley yang menyelesaikan program ilmu komputer mendapat hingga lima tawaran magang dan bisa langsung kerja dengan gaji yang sangat tinggi. 

“Mereka memiliki akses penuh ke berbagai kesempatan. Itu tidak terjadi sekarang,” tegasnya.

Farid menekankan bahwa perubahan ini bukan semata-mata akibat AI, meski teknologi ini berperan penting. “Ada sesuatu yang terjadi di industri ini. Saya pikir ini adalah pertemuan dari banyak hal. AI adalah bagian darinya. Ada penipisan peran tertentu yang terjadi, itu juga bagian dari masalah, tapi sesuatu sedang berkembang,” katanya. 

Fenomena ini menjadi tanda bahwa dunia kerja teknologi kini berada dalam fase transformasi yang kompleks, di mana otomatisasi dan AI menggantikan banyak pekerjaan rutin, khususnya posisi entry-level coding dan analis.

Dampak dari perubahan ini terlihat jelas pada mahasiswa dan lulusan baru. Farid yang dulu menyarankan agar mahasiswa memiliki pendidikan luas dan mendalami satu bidang secara mendalam, kini mendorong mereka untuk menguasai banyak hal. 

“Anda harus bagus di banyak hal karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan,” ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya