Rupiah Melemah Usai BI Laporkan Turunnya Cadangan Devisa September 2025
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.560 per Selasa, 7 Oktober 2025. Posisi rupiah itu tercatat menguat 38 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.598 pada perdagangan Senin, 6 Oktober 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 8 Oktober 2025 hingga pukul 09.13 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.617 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 56 poin atau 0,34 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.561 per dollar AS.
Ilustrasi Uang Rupiah
- pixabay.com/WonderfulBali
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada akhir September 2025 sebesar US$148,7 miliar, lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 yang sebesar US$150,7 miliar. Dengan demikian, cadangan devisa turun sebesar US$2 miliar pada September 2025.
Perkembangan cadangan devisa tersebut dipengaruhi antara lain oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"BI menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Ibrahim.
Ke depan, BI meyakini ketahanan sektor eksternal tetap kuat, sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus. Hal itu sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik, dan imbal hasil investasi yang tetap menarik.
Selain itu, Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal, guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.560 - Rp 16.600," ujarnya.
