Dari Liga Inggris ke Bandung FC, hingga Bangkrut dan Nyaris Bunuh Diri: Kisah Kelam Lee Hendrie

Lee Hendrie
Sumber :
  • https://laskarsiliwangi.files.wordpress.com

Jakarta, VIVA – Nama Lee Hendrie sempat mencuri perhatian publik sepak bola Indonesia saat bergabung dengan Bandung FC pada musim 2011 di ajang Indonesia Premier League (IPL). Namun di balik kepindahannya ke Asia, tersimpan kisah tragis yang mencerminkan sisi gelap dunia sepak bola profesional: kebangkrutan, depresi, dan upaya bunuh diri.

Sidang Perundungan Dokter PPDS, Dokter Spesialis Jiwa Pastikan dr Aulia Risma Tidak Ingin Bunuh Diri

Masa Keemasan di Aston Villa

Lee Hendrie adalah produk asli akademi Aston Villa dan menjadi salah satu gelandang andalan klub tersebut di era akhir 1990-an hingga pertengahan 2000-an. Ia bahkan sempat mencicipi caps bersama tim nasional Inggris. Di masa jayanya, Hendrie menikmati gaji besar mencapai £30.000 per minggu dan memiliki kekayaan properti yang ditaksir mencapai £10 juta.

Diduga Dipicu Masalah Keluarga, Ayah di Jambi Ditemukan Gantung Diri di Kandang Sapi

Namun, kehidupan mewah itu tidak berlangsung lama.

Kehidupan Mulai Terpuruk

PMI asal Kediri Meninggal Setelah Bunuh Diri di Korsel

Setelah meninggalkan Inggris dan sempat bermain di beberapa klub kecil serta Bandung FC di Indonesia, kondisi finansial Hendrie memburuk drastis. Pada Januari 2012, ia resmi dinyatakan bangkrut oleh otoritas pajak Inggris, HM Revenue & Customs. Rumahnya disita, begitu juga rumah milik ibunya. Dalam wawancara yang emosional di acara Harry’s Heroes di stasiun ITV, Hendrie mengungkapkan bahwa itu adalah titik balik kelam dalam hidupnya.

Lee Hendrie saat memperkuat Aston Villa

Photo :
  • AP Photo/Nick Potts-pa

Kutipan Menyayat Hati: Upaya Bunuh Diri Berulang Kali

Dalam sesi percakapan bersama Paul Merson, sesama mantan pemain yang juga pernah mengalami krisis serupa, Hendrie menangis saat mengungkapkan bahwa ia sempat mencoba bunuh diri sebanyak lima hingga enam kali.

“Saya benar-benar jatuh ke dalam depresi yang sangat dalam... Saya akhirnya bangkrut, rumah saya disita, rumah ibu saya juga disita, dan itu benar-benar menghancurkan saya... Saya mabuk dan mencoba bunuh diri. Saya terbangun di atas mesin penunjang kehidupan... Lalu saya mencoba melakukannya lagi.”

Ungkapan ini membuat banyak rekan sejawat dan publik tersentak. Apa yang terlihat sebagai kehidupan glamor seorang pesepak bola ternyata bisa berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap.

Hidup Setelah Trauma

Pemain Aston Villa, Lee Hendrie (kanan)

Photo :
  • AP Photo/Jon Super

Sejak insiden itu, Hendrie menjalani perawatan intensif untuk masalah kesehatan mental. Ia mengonsumsi obat antidepresan dan berjuang setiap hari untuk menjalani kehidupan normal. Ia mengakui bahwa hingga kini, bangun dari tempat tidur saja bisa menjadi perjuangan tersendiri.

Keterbukaannya dalam berbicara tentang trauma pribadi di depan kamera dinilai sebagai langkah berani, bahkan inspiratif. Tak sedikit penggemar dan publik Inggris yang menyampaikan simpati dan dukungan setelah tayangan tersebut.

Pelajaran dari Kisah Lee Hendrie

Kisah Hendrie mengajarkan kita bahwa kesuksesan di lapangan hijau tidak menjamin ketenangan di luar lapangan. Banyak pesepak bola yang harus menghadapi tekanan luar biasa, baik secara finansial, sosial, maupun psikologis setelah pensiun. Sayangnya, hal ini sering tidak mendapat perhatian yang cukup dari klub, federasi, maupun publik.

Merson, yang juga pernah mengalami kecanduan alkohol dan judi, menegaskan pentingnya ruang untuk membicarakan kesehatan mental dalam sepak bola.

Pesan Penting untuk Semua

Kisah Lee Hendrie bukan sekadar cerita seorang mantan pesepak bola yang jatuh bangkrut. Ini adalah panggilan untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu kesehatan mental, khususnya di dunia olahraga yang penuh tekanan.

Bagi siapa pun yang tengah mengalami tekanan psikologis berat atau berpikir untuk mengakhiri hidup, penting untuk tahu bahwa bantuan tersedia. Di Indonesia, layanan seperti Kemenkes RI Hotline Kesehatan Jiwa (119 ext. 8) atau organisasi seperti Into The Light Indonesia siap memberikan dukungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya