Terungkap! Percakapan Terakhir Diplomat Arya Daru dengan Keluarga sebelum Ditemukan Tewas
- Facebook/Arya Daru Pangayunan
Jakarta, VIVA – Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Arya Daru Pangayunan, hingga kini masih menjadi misteri. Arya ditemukan tewas dengan kondisi kepala terbalut lakban di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Meski sudah dimakamkan keesokan harinya di Pemakaman Sunten, Bantul, Yogyakarta, duka yang ditinggalkan Arya masih membekas, terutama bagi keluarganya.
Dua Hari Sebelum Meninggal, Arya Sempat Pulang
Menurut kakak iparnya, Meta Bagus, Arya sempat pulang ke Yogyakarta pada akhir pekan sebelum ditemukan meninggal. Ia menyempatkan waktu menjenguk istri dan kedua anaknya yang memang tinggal di Bantul, sementara Arya bekerja dan tinggal sendiri di Jakarta.
“Terakhir pulang itu malam Minggu, tanggal 5 sampai 6 Juli. Dua hari sebelum kejadian,” ujar Bagus dikutip dari tvOnenews.com, Selasa, 22 Juli 2025.
Kunjungan tersebut menjadi momen terakhir Arya bertemu langsung dengan keluarganya. Namun, kisah tak berhenti di situ. Ternyata, malam sebelum ditemukan tak bernyawa, Arya masih sempat berkomunikasi dengan istrinya.
Percakapan Terakhir yang Mengundang Tanda Tanya
Menurut Bagus, pada malam Senin, 7 Juli 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, Arya menelepon sang istri. Ia mengatakan sedang menunggu taksi di depan Mall Grand Indonesia untuk kembali ke kosnya. Setelah itu, komunikasi terputus. Beberapa kali istrinya mencoba menghubungi, namun tak mendapat balasan.
“Biasanya mereka rutin video call setiap hari. Tapi malam itu, tiba-tiba tidak bisa dihubungi lagi. Istrinya langsung khawatir dan semalaman tidak bisa tidur,” jelas Bagus.
Kondisi ini membuat keluarga semakin curiga bahwa kematian Arya bukan disebabkan oleh bunuh diri. Terlebih, komunikasi yang terputus secara tiba-tiba itu terjadi hanya beberapa jam sebelum jenazah ditemukan.
Tertutup Soal Pekerjaan
Meski Arya dikenal bertugas di bidang perlindungan WNI, ternyata ia sangat jarang membicarakan urusan pekerjaannya kepada keluarga. Bagus menyebut, almarhum lebih sering bercerita soal aktivitas santainya, seperti jalan-jalan atau kuliner saat menjalankan tugas ke luar negeri.
“Dia nggak pernah cerita soal kasus atau tugas-tugas penting. Paling cerita soal snorkeling atau kuliner,” ungkap Bagus.
Namun yang membuat keluarga semakin terenyuh adalah keinginan Arya yang sempat diungkap dalam obrolan terakhir. Ia berencana mengajak anak-anaknya piknik ke Candi Borobudur sebelum berangkat tugas ke Helsinki, Finlandia. Keinginan yang kini tinggal kenangan.
Terkait penyelidikan kasus, keluarga Arya memilih menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib. Mereka berharap publik tidak berspekulasi berlebihan dan memberi ruang bagi proses hukum berjalan secara adil.
“Kami mohon doa untuk almarhum, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Untuk proses hukum, mari kita tunggu perkembangan dari aparat,” pungkas Bagus.