Kasus Kekerasan pada Perempuan Meningkat! Jangan Takut Lapor, Begini Caranya
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Angka kasus kekerasan baik dalam ranah domestik maupun di ruang publik kian meningkat dari waktu ke waktu dengan korban terbanyak dari kalangan perempuan.
Komnas Perempuan mencatat sepanjang tahun 2024 telah terjadi 330.097 kasus kekerasan berbasis gender (KBG), meningkat sejumlah 14,17 persen dibandingkan tahun 2023. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Berdasarkan pada bentuk kekerasan, data Komnas Perempuan yang paling banyak dilaporkan adalah kekerasan seksual (26,94%), kekerasan psikis (26,94%), kekerasan fisik (26,78%) dan kekerasan ekonomi (9,84%).
Kekerasan berbasis gender maupun kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi para penyintas. Luka trauma yang tidak tertangani dengan baik akan berkembang menjadi gangguan mental kronis, seperti kecemasan, kepribadian, hingga depresi.
Psikolog Klinis dan Mentor Probono Komunitas Broken but Unbroken, Maria M. T. Fernandez, M.Psi. menjelaskan,
gejala-gejala yang muncul pada penyintas kekerasan umumnya diawali dengan kondisi emosi-emosi negatif yang memenuhi isi hati dan perasaan.
Pengalaman traumatis ini membuat mereka sulit fokus dan mudah menarik diri dari lingkungan sosial, sehingga keberfungsiannya terganggu, baik dalam kegiatan akademik atau performa pekerjaan yang cenderung menurun.
“Dampak psikologis teman-teman penyintas ini juga bisa kita lihat dari segi relasi. Di mana seringkali mereka masih berproses dengan tidak hanya perasaan yang tidak nyaman itu, tapi juga pikiran yang mengganggu. Sehingga fokus mereka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi jadi terganggu, tidak hanya di sekolah maupun di rumah tangganya, tapi juga di dalam kehidupannya,” ungkap Maria dalam keterangannya, dikutip Rabu 28 Mei 2025.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kasus kekerasan, Komunitas Broken but Unbroken menggelar acara bertajuk Jakarta Anti-Violence Forum 2025, sebuah forum edukatif yang bertujuan membuka ruang dialog, berbagi pengetahuan, dan memperkuat kapasitas masyarakat dalam menangani kekerasan.
Forum ini diprakarsai oleh Kartika Soeminar, seorang pebisnis wanita yang aktif mengedukasi masyarakat tentang Narcissistic Personality Disorder (NPD) melalui media sosial. Dengan lebih dari 50 ribu pengikut, Kartika membangun Komunitas Broken but Unbroken untuk memberikan ruang aman secara virtual kepada penyintas kekerasan, serta memperluas edukasi mengenai tanda-tanda kekerasan, pemulihan trauma, dan pentingnya pelaporan.