Klaster Perkantoran Meningkat, Ini 3 Rekomendasi IDI untuk Perusahaan

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

VIVA – Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Adib Khumaidi, SpOT menyebut bahwa klaster perkantoran di DKI Jakarta kian melonjak dapat diatasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, Adib menyarankan agar work from home (WFH) tetap dilakukan meski vaksinasi telah dijalani.

Riset Ungkap WFH Jadi Kunci Work-Life Balance dan Bikin Karyawan Lebih Bahagia

Ketua Tim Mitigasi IDI itu menjelaskan, protokol kesehatan yang ketat diiringi dengan jumlah karyawan work from office (WFO) yang terbatas, mampu mencegah lonjakan kasus COVID-19. Pengaturan yang berlaku di perkantoran pun harus kembali diawasi agar karyawan tak lengah saat beraktivitas.

"Iya jadi kalau prinsip yang saya sampaikan tadi kita tidak bisa serta merta WFH 100 persen karena kita tahu mengartikannya tidak sesederhana seperti tahun lalu, sehingga yang mesti kita gencarkan adalah pengaturan (protokol ketat pada karyawan dan tata kelola ruangan)," kata Adib, dalam acara virtual bersama IDI.

Pramono Minta Imbauan WFH Dicabut: Jakarta Sudah Normal

Sementara itu Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, MARS selaku Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI mengatakan bahwa jangan sampai orientasi kita pada ekonomi berisiko pada penguatan kesehatan. Jadi, bukan hanya Treatment tetapi juga Testing dan Tracing (3T) perlu dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, dokter Eka mengimbau agar karyawan menjalani meeting secara daring serta tak melakukan makan siang bersama saat harus ke kantor.

“Perlu adanya kolaborasi secara ketat mengendalikan agent-nya (SARS-CoV-2 / COVID19), lingkungannya, juga host-nya,” kata dokter Eka di kesempatan yang sama.

Ada Demo Buruh, Pegawai DPR Diminta Work From Home

Rekomendasi tata perilaku yang dianjurkan oleh Tim Mitigasi IDI sesuai dengan referensi dari National Institute for Occupational Safety and Health adalah dengan hierarki pengendalian risiko transmisi infeksi, yakni

- Vaksinasi dan 3T: untuk menghilangkan sumber bahaya secara fisik dan mengganti sumber bahaya.

- Ventilasi-Durasi-Jarak-Sirkulasi (VDJS): untuk mengisolasi orang-orang dari sumber bahaya. Seperti menjaga jarak duduk para peserta rapat minimal 1 meter.

- 5M : Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Membatasi Mobilitas, Menghindari Kerumunan untuk mengubah kebiasaan beraktifitas dan bekerja.

Penggunaan APD bagi para pekerja yang disesuaikan dengan risikonya. Memperhatikan etika batuk, penggunaan masker yang baik, menyimpan masker di tempat steril

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya