5 Penyakit yang Sering Mengintai saat Banjir, Begini Upaya Pencegahan dan Cara Mengatasinya

Banjir di Wilayah Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir di sebagian wilayah Jabodetabek. Tidak hanya merusak pemukiman, banjir juga dapat menimbulkan beberapa penyakit yang perlu diwaspadai. Apa saja?

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan, ada beberapa penyakit yang erat kaitannya dengan banjir. Berikut ulasan lengkapnya. 

Diare

Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Di samping itu disaat banjir ada kemungkinan akan terjadi pengungsian, di mana fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Hal tersebut potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

“Untuk ini, maka ada empat anjuran, pertama membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat, dua, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, ketiga menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare,” beber Prof Tjandra dalam keterangannya, dikutip Rabu 5 Maret 2025. 

Prof Tjandra Yoga Aditama

Photo :
  • Prof Tjandra

Leptospirosis

Kedua adalah penyakit leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira dan ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus. Pada saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

Semestinya Kemarau, Ini Deretan Bencana Banjir-Longsor yang Terjadi di Awal Juli 2025

Menurut Prof Tjandra, seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut berpotensi dapat terinfeksi dan akan menjadi jatuh sakit.

“Empat langkah antisipasi adalah menekan dan hindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan, kemudian hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka. Ketiga, menggunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir, dan segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil,” jelasnya.

'GoDay Berbagi Senyum' Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Jati Padang

ISPA

Penyakit ketiga yang umum menyerang saat banjir adalah, peningkatan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan ke empat adalah peningkatan penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi atau bentuk lain.

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Ekstrem hingga Kemarau Mundur Akhir-akhir Ini

“Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik, dan juga daya tahan tubuh jadi menurun. Belum lagi kalau ada tempat pengungsian sementara yang padat, sehingga penularan ISPA dan penyakit kulit lebih mudah terjadi,” ungkapnya. 

Penyakit Cerna

“Penyakit keempat yang perlu diantisipasi adalah penyakit cerna lain, misalnya demam tifoid, dan lain-lain. Juga harus di antisipasi tentang kemungkinan peningkatan kasus Demam Dengue, atau yang dikenal dengan DBD,” tuturnya. 

Prof Tjandra memaparkan, ada dua hal yang perlu diantisipasi sehubungan dengan Dengue ini, pertama genangan air yang menjadi perindukan nyamuk dan kedua adalah penjelasan Kementerian Kesehatan beberapa minggu lalu (bahkan sebelum banjir) yang menyebutkan kita perlu mewaspadai Demam Dengue ini.

Perburukan Penyakit Kronik
“Perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, apalagi bila banjir terjadi sampai berhari-hari,” pungkasnya.

“Untuk itu, maka setidaknya perlu tiga hal, pertama konsultasi pada petugas kesehatan tentang penyakit kronik yang memang sudah lama dialami, kedua jangan lupa konsumsi obat rutin untuk mengendalikan penyakit kronik dan ketiga selalu menjaga daya tahan tubuh,” imbuh Prof Tjandra. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya