Tak Becus Pimpin Perang, Jenderal Zaluzhnyi Ditampar Parlemen Ukraina

VIVA Militer: Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valerii Zaluzhnyi
Sumber :
  • mil.in.ua

VIVA – Sudah lebih dari lima bulan operasi serangan balik militer Ukraina dilancarkan, ke sejumlah wilayah yang diduduki tentara Rusia. Sayangnya, tak satu pun keberhasilan yang didapat anak buah Jenderal Valerii Zaluzhnyi.

Datangi Posko TNI, Eks Kombatan GAM Bawa Senjata Serbu yang Telah Terkubur 20 Tahun Lalu

Nama Zaluzhnyi jelas jadi sorotan atas rentetan kegagalan pasukan Ukraina dalam melancarkan operasi kontra-ofensif.

Meski sudah menerima dukungan persenjataan dalam jumlah besar dari negara-negara Barat dan memobilisasi puluhan ribu personel, Zaluzhnyi dianggap tak becus memimpin pasukannya.

Prajurit Terbaik Meninggal, Jenderal Marinir TNI Ini Hantar Jenazah Hingga ke Liang Kubur

Kinerja Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) itu jadi sasaran kritik keras Wakil Ketua Komite Keamanan, Pertahanan dan Intelijen Parlemen Ukraina, Maria Bezuglaya.

VIVA Militer: Tentara Ukraina mendapat perawatan medis

Photo :
  • rferl.org
Hamili 2 Wanita, Dua Prajurit TNI Batalyon Elite Diseret ke Markas Polisi Militer

Menurut Bezuglaya, Zaluzhnyi dan para pejabat tinggi militer Ukraina sama sekali tidak punya rencana strategis untuk menghadapi invasi Rusia pada 2024 mendatang.

"Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina tidak dapat memberikan rencana (strategis) untuk tahun 2024," ujar Bezuglaya dikutip VIVA Militer dari Russia Today.

"(Zaluzhnyi) tidak memiliki rencana untuk jenis peperangan apa pun, baik besar atau kecil, asimetris atau simetris," katanya.

Kebobrokan manajemen yang terjadi di tubuh militer Ukraina bahkan disebut Bezuglaya telah tercium oleh parlemen. Dan yang paling parah adalah para pimpinan militer tidak paham bagaimana harus bertindak menghadapi konflik dengan militer Rusia.

VIVA Militer: Tentara Ukraina mendapat perawatan medis

Photo :
  • elpais.com

Hal tersebut dikritisi Bezuglaya, mengingat militer Ukraina terus memaksa setidaknya 20.000 orang warga sipil untuk masuk dinas militer dan dikerahkan ke garis depan.

"Para petinggi (militer Ukraina) hanya ingin memobilisasi puluhan ribu orang setiap bulan," ucap Bezulgaya melanjutkan.

"(Keinginan para pimpinan militer Ukraina) tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang harus dilakukan dalam konflik yang sedang berlangsung antara Kiev dan Moskow," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya