Setya Novanto: Dihantam Kiri-kanan, Kini Jadi Ketua Golkar
- VIVA.co.id/Ezra Natalyn
Setelah jadi Ketua Umum Golkar, keinginan selanjutnya jadi calon presiden atau calon wakil presiden?
Saya ini dari dulu ya saya hidup saya kan susah dari mulai bawah. Sopir ya macam-macam yah.Â
Tapi pernah dinobatkan pria paling tampan  (versi salah satu majalah di Surabaya)?Â
Tapi itu kan juga buat cari duit. Kalau enggak, enggak bisa bayar kuliah. Nyupir-nyupir kan dapat uang juga buat bayar kuliah. Menurut saya sih saya selalu mensyukuri apa yang sudah saya dapatkan. Saya tidak pernah terpikir untuk menjadi ketua DPR atau ya partai memberikan jalan saya untuk menjadi ketua DPR. Tapi kalau untuk menjadi calon presiden, saya malah enggak pernah berpikir untuk ke sana.Â
Saya malah berpikirnya sekarang ini konsentrasi kepada kepentingan partai. Saya ingin membesarkan partai, saya serius untuk partai. Saya akan bekerja penuh untuk membesarkan partai ini. Jadi ini yang saya harapkan dan saya juga tidak kepikiran jadi presiden/wakil presiden. Ini jadi ketua umum Partai Golkar saja saya sudah bersyukur.Â
Jadi siapa yang akan didorong untuk menjadi capres 2019?
Jokowi-lah tentunya.
Calon wakil presidennya?
Nah kalau itu kami serahkan kepada Pak Jokowi kan. Pak Jokowi kan sudah tahu apa yang harus dilakukan. Â
Anda tak jarang dikaitkan dengan persoalan seperti korupsi  dan jika jadi ketua umum Golkar, citra partai akan jelek. Bagaimana tanggapan Anda?
Ya saya yakin bahwa citra Golkar akan membaik. Apalagi yang sekarang ini tidak lagi oposisi dan sudah bekerja sama dengan pemerintah. Hal-hal yang selalu diisukan kepada saya itu sampai saat ini saya enggak memungkiri bahwa isu itu selalu diberikan kepada saya. Tapi kenyataan yang ada kan, saya tidak pernah berbuat salah. Tapi isunya yang dibesar-besarkan selalu.Â
Dan sampai saat sekarang ini, Alhamdulilah, bahwa semua isu yang kepada saya itu, pada akhirnya tidak terbukti. Nah, pada akhirnya saya kan sudah menyadari kalau lari ke politik itu ada konsekuensi dihantam kiri-kanan. Jadi, kita harus kuat harus tabah, karena saya yakini bahwa saya tidak pernah melakukan kesalahan-kesalahan.Â