Meredam Teror
- VIVAnews/Fajar Sodiq
Contohnya, Bom Thamrin, Bom bunuh diri di Mapolresta Solo Surakarta, Bom Gereja Medan, Bom Gereja Oikumene di Samarinda, Bom Panci di Bekasi dan terbongkarnya aksi untuk Natal dan Tahun Baru 2017 ketika penangkapan kelompok teroris di Waduk Jatiluhur, Tangerang Selatan, dan Deli Serdang baru-baru ini.
Atas itu, mahfum kemudian jika aksi terorisme di Indonesia bak jamur di musim hujan. Mati satu tumbuh seribu. Sekuat apa pun Densus 88 Antiteror menyergap dan menangkap gejala teror, sekuat itu juga sel-sel teroris berbiak.
Dan yang paling mengkhawatirkannya adalah, aksi itu kini menjadi masif tanpa harus menunggu perintah sang Amir (pemimpin) sebagaimana gaya aksi teror pada beberapa tahun sebelumnya.
'Ide perlawanan' yang sejak awal diinginkan Katibah Nusantara lewat sosok Bahrun Naim pun meluas dan menyentuh siapa pun. Jadi, singkatnya bukan soal kelompok siapa lagi. Tapi, soal kesamaan ide dan mimpi untuk mewujudkan rencana ISIS yakni negara yang memiliki asas Daulah Islamiyah.
Contoh yang paling nyatanya adalah Dian Yulia Novi (DYN), perempuan asli Cirebon mantan tenaga kerja wanita yang tertangkap hendak meledakkan diri di kawasan Istana Negara pada Sabtu 10 Desember 2016.
FOTO: Dian Yulia Novi (DYN) pelaku bom bunuh diri di kawasan Istana Negara saat diamankan kepolisian, Sabtu (10/12/2016)
Istri kedua dari Nur Solihin yang ikut ditangkap bersamanya ini jelas mengakui bahwa ia bukan kelompok siapa pun dan tidak didoktrin siapa pun. Dian mengakui bahwa ia termotivasi dari bacaan di internet dan jejaring sosial.
"Saya tidak terlibat kelompok apa pun. Saya hanya membaca dari internet dan Facebook," ujar Dian dalam sebuah wawancara di tvOne beberapa waktu lalu usai ditangkap.
Ya, singkatnya kini untuk berbuat teror di Indonesia tidak perlu lagi masuk kelompok 'radikal' terlebih dahulu dan kemudian menunggu titah Amir untuk berbuat teror. Tapi, cukup dengan membaca dan menanam doktrin sendiri untuk melakukan perlawanan. .
Apa yang kita bisa?
Sejauh ini, harus diakui penanganan aksi terorisme di Indonesia memang diakui dunia. Fakta menunjukkan beberapa rencana serangan teror yang menargetkan objek vital negara berhasil dipatahkan terlebih dahulu.