Raline Shah Gak Terima Dapet Gelar Presiden Jomlo: Harusnya Demokrasi, Kok Ini Kayak Takhta

Raline Shah.
Sumber :
  • IG @ralineshah

Jakarta, VIVA – Aktris Raline Shah akhirnya angkat bicara soal gelar tak resmi yang belakangan disematkan publik padanya: Presiden Jomlo. Julukan ini mulai ramai diperbincangkan sejak sahabat dekatnya, Luna Maya, resmi melepas masa lajang dengan menikahi Maxime Bouttier pada 3 Juli 2025 lalu.

KPK Ingatkan Raline Shah dan Ifan Seventeen Segera Lengkapi LHKPN

Publik pun ramai menyebut tongkat estafet “status jomlo paling terkenal di kalangan selebritas” kini berpindah ke Raline. Namun, aktris kelahiran 4 Maret 1985 itu menanggapi gelar tersebut dengan gaya khasnya—jenaka, santai, namun tetap kritis. Scroll untuk tahu cerita lengkapnya, yuk!

“Aku dinobatkan Presiden Jomlo aja sebenarnya enggak terima. Harusnya demokrasi dong, ya. Kok ini kayak takhta gitu,” ujar Raline sembari tertawa, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan.

Jabat Staf Khusus, KPK Ungkap Yovie Widianto dan Raline Shah Telah Setor LHKPN

Ketika ditanya apakah dirinya masih sendiri, Raline menjawab dengan jujur namun tetap berbalut candaan.

“Kalau belum nikah, ya masih jomlo lah, ya. Single but emotionally unavailable. Aseek. Unavailable!” ucapnya, mengundang tawa orang di sekitarnya.

Alasan Raline Shah Mau Terima Jabatan Presiden Jomblo dari Luna Maya

Meski status jomlo sering jadi bahan olok-olok, Raline justru membalikkan narasi itu menjadi kekuatan. Ia mengajak para perempuan untuk tak merasa malu hanya karena belum menikah. Menurutnya, menjadi jomlo adalah bagian dari kesadaran diri dalam memilih hubungan yang sehat dan berkualitas.

“Banyak sekali loh perempuan sekarang jomlo. Dari semua lapisan masyarakat, status sosial, ekonomi. Enggak harus malu, enggak harus disembunyikan. Kita bukan enggak laku. Kita laku, tapi kita belum mau,” tegasnya.

Lebih lanjut, Raline menekankan bahwa pernikahan bukanlah pencapaian semata, melainkan komitmen yang harus dipahami dengan matang. Ia bahkan menyentil tingginya angka perceraian sebagai alasan mengapa seseorang perlu lebih siap sebelum mengambil langkah besar itu.

“Sekarang, ya, divorce rate udah fifty-fifty. Kita harus tahu kebutuhan kita. Jangan karena belum siap, malah memaksakan. Nanti justru enggak baik hasilnya,” ujarnya serius.

Tak hanya soal status, Raline juga berbicara soal trauma dalam hubungan yang sering dianggap sebagai penghalang. Bagi Raline, trauma bukan alasan untuk menyerah, justru bisa menjadi bekal untuk bangkit.

“Semua orang punya trauma. Enggak ada orang sukses yang enggak punya trauma. Tapi trauma itu harusnya bikin kita jadi lebih kuat, bukan alasan untuk menyerah atau enggak sukses,” pungkasnya bijak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya