5 Fakta Sidang Cerai Tasya Farasya, Warna Baju Jadi Simbol Nasib Pernikahan
- Instagram Tasya Farasya
“Fokusnya dalam gugatan kami ini adalah masalah kepercayaan. Terkait adanya dugaan penggelapan dana,” ujar Sangun Ragahdo.
Pihak Tasya Farasya pun telah menyimpan sejumlah bukti terkait dugaan penggelapan dana tersebut, yang menjadi alasan utama mengapa Tasya sudah tidak bisa menoleransi kesalahan suaminya.
Warna Baju Menandakan Awal dan Akhir Pernikahan
Hal lain yang tak luput dari sorotan adalah pilihan busana Tasya Farasya saat menghadiri sidang. Ia datang mengenakan busana berwarna kuning. Pilihan warna ini ternyata memiliki makna yang dalam, di mana Tasya ingin memberi simbol bahwa kisah rumah tangganya dimulai dan diakhiri dengan nuansa yang sama.
Pakaian kuning juga menjadi pilihan Tasya dan Ahmad saat akad nikah mereka pada 2018 silam. Kini, di momen perpisahan, Tasya kembali memilih warna yang sama, seolah menutup babak penting dalam hidupnya.
Tasya Tuntut Nafkah Rp100, Bukti Tidak Pernah Dapat Nafkah Layak
Sidang cerai Tasya Farasya juga mengungkapkan fakta mengejutkan, di mana ia hanya menuntut nafkah sebesar Rp100 per bulan untuk kedua anaknya. Jumlah yang sangat kecil ini tentu menarik perhatian publik. Namun, menurut kuasa hukum Tasya, nominal ini sengaja diajukan untuk menegaskan bahwa Tasya tidak pernah mendapatkan nafkah yang layak dari sang suami sejak awal pernikahan.
Permintaan nafkah sebesar Rp100 ini dianggap sebagai simbol tanggung jawab seorang ayah.
"Gugatan kami mengajukan nafkah senilai Rp100, karena mengingat Tasya tidak ada nafkah (layak) selama menikah sehingga kami akan ajukan sebagai bentuk tanggung jawab bantuan suami kepada anak-anaknya senilai Rp100,” jelas kuasa hukum Tasya.
