Tersalurkan dan Tepat Waktu, Mensos Juliari Resmi Tutup Program BSB

Mensos Juliari Secara Resmi Menutup Program BSB
Sumber :
  • Biro Humas Kemensos

VIVA – Menteri Sosial Juliari P. Batubara menutup pelaksanaan program Bantuan Sosial Beras (BSB), sejalan dengan telah berjalannya program tersebut 100% dan tepat waktu. Penyaluran BSB tuntas untuk seluruh wilayah di Indonesia per 31 Oktober 2020 dengan total 450.000 ton beras. 

LPS Berpeluang Pangkas Lagi Suku Bunga Penjaminan ke Level Terendah, Ini Pertimbangannya

Penutupan program ditandai dengan pelepasan spanduk paket beras pengiriman terakhir dari Gudang Bulog Kaliwungu, Kabupaten Kendal, hari ini. 

Dalam kesempatan itu, Mensos Juliari menyapa masyarakat Kendal dan Jawa Tengah secara umum. Mensos meyampaikan salam Presiden Joko Widodo kepada masyarakat Kendal dan Jawa Tengah. 

Tahun Depan Prabowo Bakal Tarik Utang Terbesar Sejak Era Covid-19, Segini Nilainya

“Salam Bapak Presiden kepada bapak ibu semua. Program BSB ini merupakan bagian kebijakan Bapak Presiden untuk meringankan beban masyarakat terdampak pandemi. Presiden berpesan agar selama pandemi tidak ada masyarakat yang kelaparan. Saya datang untuk memastikan program ini bermanfaat untuk bapak/ibu,” kata Mensos Juliari (03/11). 

Selanjutnya ia menyatakan, BSB merupakan bagian dari program Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang diamanatkan kepada Kementerian Sosial dalam menanggulangi dampak pandemi. 

Takut Mati, Ivan Gunawan Depresi Gegara Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok

“Sasarannya adalah 10 juta KPM PKH seluruh Indonesia berupa beras medium dari Bulog," katanya. 

Melalui BSB, setiap KPM PKH mendapatkan 15 kg beras medium dari Bulog setiap bulan selama tiga bulan (Agustus-Oktober 2020) dengan anggaran Rp4,5 triliun. 

“Dengan bantuan ini, diharapkan KPM PKH yang sejatinya juga masyarakat dengan pendapatan rendah, bisa terbantu dalam memenuhi kebutuhan pokoknya selama pandemi,” Mensos Ari menambahkan. 

Dengan Program BSB pula ada manfaat lain. Yakni beban pengeluaran keluarga KPM PKH di masa pandemi bisa dikurangi. “Jadi program dampak positifnya langsung terasa oleh KPM,” katanya. Tidak hanya itu, BSB juga membawa efek yang luas. 

Secara tidak langsung, kata Mensos Juliari, BSB membuka pasar bagi petani untuk menjual berasnya ke Bulog sehingga kesejahteraan mereka juga meningkat. 

Lebih dari itu efek domino dari program ini dirasakan juga antara lain oleh para pekerja/kuli bongkar muat, tukang ojek, usaha penyewaan perahu, mobil/truk, pekerja dan pengusaha angkutan barang. “Jadi BSB juga efektif menggerakkan perekonomian," katanya. 

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan sasaran penerima BSB sangat besar. Penerima BSB di Jawa Tengah total mencapai 1.560.744 KPM dengan total beras sebesar 70.233.480 Kg. Untuk penerima BSB di Kab. Kendal sebanyak 39.719 KPM atau beras sebanyak 1.787.355 Kg. Adapun di Kab. Semarang sejumlah 28.730 KPM menerima BSB atau sebanyak 1.292.850 Kg. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya