Dari California ke Kudus, Perjalanan Pebulutangkis AS Mengejar Mimpi di Superliga Junior

Audrey Chang, Pebulutangkis Amerika
Sumber :
  • Djarum

VIVA – GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah, tengah menjadi panggung penting bagi pebulutangkis muda dunia lewat Polytron Superliga Junior 2025. Dari sekian banyak peserta, ada satu nama yang mencuri perhatian: Audrey Chang, pemain belia asal California, Amerika Serikat.

Menumbuhkan Kecintaan Bulutangkis Sejak Dini di Jawa Tengah

Bagi Audrey, ajang ini terasa begitu spesial. Sebab, inilah kali pertama ia menginjakkan kaki di Indonesia, negeri yang dikenal sebagai kiblat bulutangkis dunia. 

“Pertama kali datang ke sini, saya kaget dengan cuaca yang lembap. Tapi makanannya luar biasa enak, jauh lebih murah dibandingkan di Amerika,” katanya sambil tertawa.

Mengabadikan Nama Legenda Lewat Piala, Semangat Baru untuk Generasi Muda Bulutangkis Indonesia

Audrey datang bersama timnya untuk merasakan atmosfer turnamen beregu yang jarang ada di negaranya. “Kami tidak punya turnamen seperti ini di AS. Formatnya mirip Uber Cup, jadi benar-benar pengalaman baru. Ada tekanan, karena kalau kalah berarti tim juga kalah. Tapi justru itu yang membuat kami belajar banyak,” ungkapnya.

Meski sempat canggung menghadapi lawan-lawan Asia, ia tetap berusaha tampil maksimal. “Awalnya saya takut, karena pemain Asia punya stamina dan pengalaman lebih. Mereka tidak pernah menyerah. Tapi saya belajar banyak dan sejauh ini cukup senang dengan hasilnya,” ujar Audrey.

Indonesia dan Thailand Kuasai Superliga Junior 2025, PB Djarum Borong Gelar

Ia juga jujur melihat perbedaan besar antara bulutangkis di Amerika dan Asia. “Di Amerika, permainan lebih cepat selesai karena biasanya lawan cepat membuat kesalahan. Kalau di sini, reli panjang sudah biasa. Stamina jadi kunci, dan itu pelajaran berharga bagi saya,” jelasnya.

Perjalanan Audrey di bulutangkis tak lepas dari bimbingan dua nama besar asal Indonesia, Tony Gunawan dan Etty. Sejak usia enam tahun, ia berlatih di Global Badminton Academy bersama mereka. 

“Coach Tony dan Coach Etty selalu ada untuk saya, bukan hanya di lapangan tapi juga di luar. Mereka membimbing teknik, tapi juga memberi dukungan emosional. Saya sangat bersyukur punya mereka,” ucap Audrey penuh haru.

Bagi remaja asal California itu, Polytron Superliga Junior 2025 bukan sekadar turnamen. Lebih dari itu, ia menganggapnya sebagai sekolah mental yang membentuk dirinya untuk siap menghadapi tekanan di level lebih tinggi. “Saya belajar bagaimana caranya bermain untuk diri sendiri, sekaligus untuk tim. Itu sangat berbeda, tapi akan membuat saya lebih kuat,” tuturnya.

Di tengah gegap gempita bulutangkis Kudus, Audrey seolah menemukan rumah kedua. Sebuah perjalanan kecil yang mungkin akan jadi fondasi besar dalam karier panjangnya di dunia bulutangkis internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya