5 Fakta Mengerikan Insiden Tembakan Peringatan Israel terhadap Diplomat Asing di Tepi Barat
- AP/Matias Delacroix
Ramallah, VIVA – Kejadian mengejutkan terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat, tepatnya di pintu masuk kamp pengungsi Jenin. Delegasi diplomatik asing menjadi sasaran tembakan peringatan dari pasukan militer Israel saat mereka berusaha memasuki wilayah tersebut. Insiden ini tidak hanya mengundang kecaman keras dari pihak Palestina, tetapi juga memicu kekhawatiran global akan pelanggaran norma-norma diplomatik internasional.
Seperti dirangkum dari Antara, berikut ini lima fakta penting yang perlu diketahui terkait insiden tersebut:
1. Tembakan Peringatan Israel Guncang Rombongan Diplomat Internasional
Pasukan Israel melepaskan tembakan peringatan ke udara sebagai bentuk intimidasi terhadap rombongan yang terdiri dari sekitar 35 perwakilan diplomatik asing. Delegasi tersebut berusaha memasuki kamp pengungsi Jenin — area yang diketahui berada dalam pengepungan sejak Januari 2025. Menurut Ahmed al-Deek, Asisten Menteri Luar Negeri Palestina yang turut mendampingi kunjungan tersebut, tindakan militer Israel itu bertujuan untuk menakut-nakuti para diplomat agar mengurungkan niatnya menyaksikan langsung kondisi lapangan.
2. Diplomat dari Puluhan Negara Jadi Korban Intimidasi
Delegasi diplomatik yang menjadi target tembakan peringatan tersebut berasal dari sejumlah negara dan kawasan penting di dunia. Di antara mereka terdapat perwakilan dari Mesir, Yordania, Maroko, Uni Eropa, China, Rusia, Jepang, India, Kanada, Inggris, dan Prancis. Kehadiran mereka di wilayah konflik ditujukan untuk mengamati eskalasi kekerasan yang terus meningkat akibat operasi militer Israel terhadap warga Palestina.
Situasi porak-poranda di Jalur Gaza, Palestina
- Australian Broadcasting Corporation (ABC)
3. Pernyataan Keras dari Palestina dan Tuntutan Pertanggungjawaban
Al-Deek secara terbuka mengutuk tindakan Israel yang disebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap konvensi internasional yang melindungi diplomat asing. Ia mendesak agar komunitas internasional tidak hanya mengecam, tetapi juga menuntut pertanggungjawaban hukum dari pemerintah Israel atas insiden ini. Kementerian Luar Negeri Palestina sebelumnya telah mengatur kunjungan ini agar para diplomat dapat menyaksikan langsung realitas yang dialami rakyat Palestina di wilayah pendudukan.
4. Militer Israel Akui Tindakan dan Beri Alasan ‘Zona Tempur Aktif’
Pihak militer Israel mengakui telah melakukan tembakan peringatan, namun beralasan bahwa rombongan diplomat tersebut menyimpang dari jalur yang telah disepakati dan memasuki zona yang sedang aktif dalam operasi militer. Meski menyatakan “penyesalan” atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden ini lebih lanjut. Bahkan, Komandan Divisi Yudea dan Samaria dijadwalkan akan menggelar pertemuan langsung dengan para perwakilan diplomatik untuk menyampaikan hasil awal investigasi.
5. Eskalasi Konflik dan Kecaman Global terhadap Israel
Insiden ini terjadi dalam konteks konflik yang semakin memburuk antara Israel dan Palestina, terutama sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 969 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 lainnya mengalami luka-luka akibat operasi militer Israel dan kekerasan oleh pemukim ilegal di Tepi Barat. Mahkamah Internasional (ICJ) pun pada Juli tahun lalu telah menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal secara hukum internasional, dan menyerukan pengosongan seluruh permukiman Israel dari Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
VIVA Militer: Bendera Israel
- Moderate Rebels
Pertanyaan Besar Tentang Komitmen Israel Terhadap Hukum Humaniter Internasional
Insiden ini menunjukkan betapa rentannya situasi di wilayah pendudukan Palestina, bahkan bagi kalangan diplomatik asing yang mestinya dilindungi oleh hukum internasional. Tindakan militer Israel terhadap rombongan diplomat bukan hanya menyoroti praktik kekerasan yang terjadi setiap hari di Tepi Barat, tetapi juga mendorong pertanyaan besar tentang komitmen Israel terhadap hukum humaniter internasional dan penghormatan terhadap dunia diplomasi.