Gencatan Senjata Ditolak, Militer Mesir Bersiap di Perbatasan Libya
VIVA – Pemerintah Turki baru saja mengumumkan secara terbuka penolakan gencatan senjata yang diusulkan oleh Pemerintah Mesir atas konflik yang terjadi antara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar dengan pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung oleh Turki. Rencana penolakan gencatan senjata di Libya itu dapat dipastikan konflik bersenjata di Libya akan terus menggeliat dalam beberapa waktu kedepan.
Mesir sebagai salah satu negara pendukung LNA yang dikomandoi Marsekal Khalifa Haftar pun langsung mengambil ancang-ancang untuk merespon penolakan gencatan senjata oleh Turki itu. Hal itu ditandai dengan kunjungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir, Letnan Jenderal Mohamed Farid ke perbatasan antara Mesir dan Libya.
Dikutip dari Al-Masdar News, Komandan perang Mesir itu baru-baru ini mengunjungi perbatasan Libya secara langsung untuk memeriksa kesiapan militer di sepanjang perbatasan Libya.
Dalam kesempatan itu, Letjen Mohamed Farid melakukan pertemuan dengan sejumlah komandan, perwira, serta tentara di wilayah militer barat dekat perbatasan Libya.
Letjen Mohamed Farid menyampaikan pesan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Menteri Pertahanan Mesir, Letnan Jenderal Mohamed Zaki kepada seluruh pasukan militer di Wilayah Militer Barat untuk tetap siaga menghadapi berbagai ancaman yang mungkin terjadi di sepanjang perbatasan antara Libya dan Mesir tersebut.
"Angkatan Bersenjata Mesir berada pada tingkat kesiapan tertinggi dan kesiapan tempur untuk menghadapi semua resiko dan tantangan, dan untuk melestarikan kesuciannya dan mengamankan perbatasannya di semua arah strategis, bersamaan dengan menyediakan semua sarana dukungan untuk membantu negara," kata Letjen Mohamed Farid dikutip VIVA Militer dari Al-Masdar News, Kamis, 11 Juni 2020.
Tidak hanya itu, dalam kunjungannya itu, Farid juga menegaskan kepada seluruh pasukan militer di perbatasan bahwa militer Mesir selalu meningkatkan kekuatannya dari hari ke hari dengan melakukan pengembangan serta pembaruan terhadap kepemilikan senjata yang dapat digunakan untuk memperkuat pertahanan di darat, laut dan udara.
Dia menyadari betul, tantangan yang dihadapi militer Mesir kedepan sangat beragam. Dengan demikian, ia menginstruksikan kepada seluruh pasukan militer penjaga perbatasan di wilayah barat Mesir untuk selalu siap menghadapi berbagai tantangan atau ancaman yang ada di depan mata.