Kian Meningkat, Penindasan Terhadap Umat Buddha Tibet oleh Tiongkok
- Pixabay/ Pexels
Pan Yue, direktur Komisi Urusan Etnis Nasional (NEAC), baru-baru ini berbicara pada sebuah pertemuan di Beijing pada tanggal 19 September tentang 'Dukungan Mitra untuk Tibet dan Xinjiang.' Dalam pidatonya, Pan Yue menekankan pentingnya mengintegrasikan budaya Tibet dan Xinjiang dengan budaya Tiongkok, menentang apa yang ia gambarkan sebagai narasi tak berdasar yang memisahkan keduanya.
Ia menyoroti perlunya dukungan dan pembangunan di wilayah-wilayah ini, yang sejalan dengan tujuan pemerintah Tiongkok yang lebih luas untuk mempromosikan persatuan dan stabilitas.
Sejalan dengan kebijakan ini pada 12 Juli 2024, otoritas Tiongkok memerintahkan penutupan Sekolah Kejuruan Kebangsaan Jigme Gyaltsen di Golog, Qinghai. Sekolah ini memiliki fokus yang kuat pada bahasa dan budaya Tibet dan telah beroperasi dengan sukses selama tiga dekade. Penutupan ini merupakan bagian dari kampanye pemerintah yang lebih luas untuk menutup sekolah-sekolah swasta Tibet.
Pemerintah Tiongkok telah menerapkan kebijakan yang mengharuskan warga muda Tibet untuk belajar bahasa Mandarin di bawah panji 'Bahasa Umum Nasional'. Ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengasimilasi budaya Tibet ke dalam budaya Han Tiongkok yang dominan. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, laporan menunjukkan bahwa sekitar satu juta anak Tibet telah dipisahkan dari keluarga mereka dan ditempatkan di sekolah asrama yang dikelola pemerintah, di mana mereka diajarkan terutama dalam bahasa Mandarin.
Siswa sekolah asrama khusus asal Tibet menjalani pendidikan jasmani.
- AP Photo | Andy Wong
Pemerintah Cina juga telah mempercepat urbanisasi paksa penduduk pedesaan Tibet. Cina telah memperluas infrastruktur militernya di TAR, termasuk pembangunan landasan helikopter di dataran tinggi. Perluasan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat kendali Cina atas wilayah tersebut dan menimbulkan potensi ancaman bagi negara-negara tetangga seperti India.
Lokasi geografis Tibet membuatnya penting secara strategis bagi Cina. Dengan mempertahankan kendali ketat atas wilayah tersebut, Cina dapat mengamankan perbatasannya dan memproyeksikan kekuasaan di Asia Selatan.
Dalam langkah signifikan dalam strategi Tiongkok untuk mendominasi percakapan global dengan narasi propagandanya, Pusat Komunikasi Internasional Tibet diluncurkan di Lhasa pada tanggal 2 September 2024. Pusat propaganda baru ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Tiongkok untuk mengendalikan narasi tentang Tibet dan membentuk kembali opini publik internasional.