Pasangan Bayi Kembar Palestina Meninggal akibat Kedinginan dan Minim Perlindungan

VIVA Militer: Warga sipil Gaza meratapi jenazah anaknya
Sumber :
  • Reuters/Mohammed Salem

Gaza, VIVA - Pasangan bayi kembar Palestina yang meninggal pada Minggu pagi, 29 Desember 2024, juga akibat kedinginan dan suhu rendah pada Senin menjadi kematian bayi keenam di tengah cuaca ekstrem dalam waktu kurang dari sepekan, lapor sejumlah sumber medis.

Kanada Akan Akui Palestina, Trump Ancam Kesepakatan Dagang

Sumber yang sama mengumumkan kematian bayi Ali Al-Batran, yang berusia satu bulan, pada Senin pagi. Dia adalah kembaran bayi Jumaa Al-Batran yang meninggal akibat kedinginan di tenda darurat Deir Al-Balah di Jalur Gaza.

Menurut sumber, suhu dingin ekstrem itu telah membunuh empat bayi baru lahir berusia antara empat dan 21 hari dalam beberapa hari terakhir.

232 Jurnalis Gugur di Gaza Sejak Awal Agresi Israel Oktober 2023

Anak-anak terluka akibat serangan bom Israel di Gaza.

Photo :
  • AP Photo/Hatem Moussa.

Disebutkan bahwa ketahanan pangan yang buruk di kalangan ibu telah menyebabkan munculnya kasus penyakit baru di kalangan anak-anak, yang memperburuk kondisi kesehatan, mengingat situasi sulit yang dialami wilayah yang terkepung tersebut.

Singapura Siap Akui Negara Palestina

Direktur Bantuan Medis di Gaza dan Gaza Utara, Muhammad Abu Afash, mengungkapkan bahwa setiap harinya anak-anak meninggal akibat cuaca dingin yang parah dan krisis kebutuhan hidup seperti makanan, minuman, dan susu bayi. Itu mengindikasikan tidak adanya tenda, selimut, pakaian, atau makanan untuk mereka.

Abu Afash menambahkan bahwa bencana kemanusiaan yang saat ini terjadi di Jalur Gaza sudah diperingatkan sebelumnya, mengulangi peringatan akan bahaya kematian dan kondisi sangat dingin di dalam tenda.

Selama 451 hari berturut-turut, pasukan zionis Israel terus melancarkan ratusan penyerbuan, penembakan artileri, dan aksi kejahatan di sejumlah wilayah di Jalur Gaza.

Bayi bayi prematur yang dipindahkan dari Gaza ke Mesir

Photo :
  • AP

Zionis terus melakukan pembantaian terhadap warga sipil di tengah bencana kemanusiaan yang diakibatkan oleh pengepungan dan pengungsian lebih dari 90 persen penduduk.

Ribuan jenazah warga Palestina yang tewas dan terluka belum berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan, karena serangan yang terus berlangsung.

Situasi tersebut diperburuk oleh blokade ketat terhadap Gaza, termasuk pembatasan masuknya bahan bakar dan bantuan vital yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi kondisi kemanusiaan yang semakin parah. (ant)

Ilustrasi - Bendera Palestina

15 Negara Umumkan Seruan Kolektif Akui Palestina

Prancis bersama 14 negara lainnya menyatakan seruan kolektif untuk mengakui Negara Palestina sekaligus mengajak lebih banyak negara untuk bergabung dalam seruan tersebut.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025