Malaysia Borong 33 Jet Tempur F/A-18 Bekas! Ternyata Ini Alasan di Balik Langkah Kejutannya
- military.com
Kuala Lumpur, VIVA – Langkah mengejutkan datang dari negeri jiran Malaysia yang baru saja mengumumkan akuisisi besar-besaran terhadap jet tempur F/A-18 Hornet bekas milik Kuwait.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 33 unit jet tempur canggih itu akan segera memperkuat armada udara Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM).
Keputusan ini langsung menyita perhatian publik kawasan Asia Tenggara. Di tengah keterbatasan anggaran pertahanan dan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, Malaysia justru memilih strategi realistis namun efektif membeli pesawat tempur bekas yang masih sangat layak tempur.
Langkah ini bukan sekadar pembelian biasa, melainkan keputusan strategis yang bisa mengubah wajah kekuatan udara Malaysia dalam waktu cepat dan hemat. Berikut adalah rincian alasan dan keuntungan besar dari pembelian F/A-18 bekas ini:
Malaysia Krisis Armada Udara
TUDM tengah menghadapi masa transisi kritis. Armada MIG-29N telah pensiun, sementara jet tempur SU-30MKM dan F/A-18D Hornet yang tersisa sudah memasuki masa paruh usia operasional. Dalam kondisi seperti ini, ketahanan udara Malaysia sangat membutuhkan penguatan cepat dan efisien.
Jet Bekas, Tapi Masih Tangguh
F/A-18 Hornet bekas dari Kuwait dipilih karena masih memiliki sisa jam terbang tinggi dan performa tempur yang prima. Pesawat ini dikenal tangguh dalam berbagai kondisi pertempuran, baik sebagai jet tempur udara, penyerang darat, maupun untuk misi pengintaian.
Hemat Anggaran, Dapat Banyak
Harga satu unit F/A-18 baru bisa mencapai 100 juta dolar AS. Namun Malaysia hanya perlu membayar sekitar 20 sampai 25 persen dari harga tersebut untuk setiap unit bekas, sudah termasuk suku cadang, pelatihan, dan dukungan logistik. Dengan ini, Malaysia bisa mendapat kuantitas dan kualitas sekaligus, tanpa membebani APBN secara ekstrem.
Minim Biaya Adaptasi
TUDM sudah mengoperasikan F/A-18D sejak lama, sehingga tak perlu biaya besar untuk pelatihan teknis maupun pengadaan infrastruktur baru. Ini berarti jet-jet baru ini bisa langsung masuk dinas aktif tanpa menunggu lama.
Kekuatan Multiperan
F/A-18 Hornet dikenal sebagai pesawat tempur multiguna. Ia bisa menghadapi dogfight di udara, menghantam target darat, dan bahkan menjalankan misi pengintaian. Fleksibilitas ini memberi keunggulan strategis di medan apa pun.
Langkah Diplomatik Cerdas
Pembelian ini juga membuka peluang kerja sama pertahanan lebih luas antara Malaysia dan Kuwait. Mulai dari pemeliharaan bersama, transfer teknologi, hingga pelatihan gabungan yang bisa memperkuat hubungan bilateral kedua negara di sektor militer.
Deterrent untuk Stabilitas Kawasan
Dengan total pesawat tempur aktif yang akan melampaui 50 unit, posisi Malaysia dalam peta kekuatan udara ASEAN kian menonjol. Keseimbangan ini bisa menjadi penangkal terhadap ancaman eksternal, sekaligus mendorong negara tetangga seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina untuk memperkuat armadanya atau menjalin latihan bersama.
Strategi Non-Blok Ala Malaysia
Menariknya, Malaysia tetap mempertahankan strategi non-blok dengan kombinasi alutsista dari Amerika Serikat (F/A-18) dan Rusia (SU-30MKM). Ini memberi fleksibilitas dalam kebijakan pertahanan dan menghindari ketergantungan mutlak pada satu kutub kekuatan dunia.
Siap Jaga Langit ASEAN
Dengan penguatan ini, TUDM tak hanya mampu menjaga kedaulatan udara nasional, tapi juga berkontribusi dalam misi-misi regional, baik untuk patroli perbatasan, pengamanan Selat Malaka, hingga operasi multinasional dalam kerangka ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM).