5 Fakta Mengerikan di Balik Penemuan Emas di Sungai Efrat: Rawan Konflik hingga Tanda Kiamat!

Warga menggali menambang emas di tepian Sungai Efrat Raqqa Suriah
Sumber :
  • Ist

Suriah, VIVA – Desa Albouhamdi di timur Al-Raqqah, Suriah, tiba-tiba mencuri perhatian dunia. Warga lokal mengklaim menemukan mineral berkilau yang menyerupai emas di tepian kering Sungai Efrat. Temuan ini sontak mengundang ratusan orang untuk berdatangan, berharap menemukan harta karun tersembunyi di dasar sungai yang surut drastis akibat kekeringan berkepanjangan.

Heboh Warga Berburu Emas di Sungai Efrat yang Mengering, Benarkah Itu Harta Karun Tersembunyi?

Fenomena ini bukan hanya memicu antusiasme, tetapi juga menciptakan “demam emas” baru di wilayah itu. Tanpa komando resmi, masyarakat membentuk perkemahan darurat, menggali sepanjang waktu hanya dengan sekop dan alat seadanya.

Sayangnya, euforia ini tidak diiringi oleh regulasi atau pengawasan dari otoritas lokal. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Suriah, meskipun aktivitas penambangan terus meningkat dan berisiko terhadap keselamatan maupun kelestarian lingkungan.

Warga Berburu Emas di Sungai Efrat yang Mengering, Hari Kiamat Sudah Dekat?

Dilansir dari Shafaq News, berikut 5 fakta mengejutkan dari fenomena penemuan ‘gunung emas’ di Sungai Efrat yang tengah menjadi perhatian dunia:

1. “Gunung Emas” Muncul Setelah Sungai Mengering

7 Senjata Paling Mematikan di Dunia, Bisa Picu Kiamat jika Digunakan Gegabah!

Fenomena ini terjadi akibat penyusutan ekstrem aliran Sungai Efrat. Bagian dasar sungai yang sebelumnya tertutup air, kini memperlihatkan tanah berkilau menyerupai emas, memicu histeria massal warga setempat. 

2. Rawan Konflik

Kini kabar "penemuan emas" menyebar cepat. Tanpa izin atau pengawasan resmi, ratusan warga Suriah mendirikan tenda darurat dan mulai menggali sepanjang waktu dengan alat seadanya. 

Ribuan orang menggali tanpa prosedur keselamatan yang memadai. Kondisi ini sangat rawan kecelakaan, baik karena struktur tanah yang tidak stabil maupun potensi konflik antar penambang.

Selain itu, Sungai Efrat bukan sembarang sungai. Ia telah menjadi nadi peradaban sejak zaman Mesopotamia. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, penurunan debit air akibat perubahan iklim memperburuk kondisi kekeringan.

Kondisi ini menimbulkan konflik antarnegara di kawasan seperti Suriah, Irak, dan Turki soal hak kelola air. Kini, munculnya "emas" di dasar sungai berpotensi memicu konflik baru—baik antar individu maupun negara.

3. Harga Sekop dan Alat Bekas Langsung Melonjak

Kondisi ini juga memicu ledakan ekonomi mikro lokal. Harga alat gali seperti sekop bekas meroket, dan para calo informal mulai bermunculan untuk menjual peralatan dengan harga tinggi. Fenomena ini menunjukkan bagaimana "demam emas" bisa mengubah sistem ekonomi desa dalam hitungan hari.

4. Diduga Bukan Emas, Tapi Mineral “Emas Bodoh”

Ahli geologi,  Khaled al-Shammari  memperingatkan bahwa mineral berkilau tersebut kemungkinan besar adalah pirit, yang dikenal sebagai “emas bodoh”—karena menyerupai emas tapi tidak bernilai tinggi. Namun, keberadaan pirit juga bisa menjadi indikator keberadaan emas asli di sekitarnya, sehingga penambangan terus berlanjut.

5. Disebut-sebut Sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits Nabi

Yang paling mengejutkan, banyak warga muslim meyakini peristiwa ini berkaitan langsung dengan nubuat Rasulullah SAW tentang Sungai Efrat yang akan menyingkapkan gunung emas menjelang Hari Kiamat. 

Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa manusia akan saling membunuh untuk memperebutkan emas tersebut, dan hanya satu dari seratus yang selamat.

Namun, ulama seperti Asaad al-Hamdani mengingatkan agar tidak gegabah menafsirkan fenomena ini sebagai pertanda akhir zaman secara mutlak. Ia menekankan perlunya pendekatan ilmiah dan hati-hati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya