Korban Tewas Kelaparan di Gaza Palestina Tembus 212 Orang, Hampir Separuhnya Anak-anak
- AP Photo
Jakarta, VIVA – Jumlah korban tewas akibat malnutrisi atau kelaparan di Jalur Gaza, Palestina meningkat menjadi 212. Dari total tersebut, hampir separuhnya anak-anak yang berjumlah 98 orang.
Data korban malnutrisi di Jalur Gaza tersebut diungkap langsung Kementerian Kesehatan Gaza.
"Di rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza, tercatat 11 kasus kematian akibat kelaparan dan malnutrisi selama 24 jam terakhir. Dengan demikian, jumlah total kematian akibat kelaparan telah meningkat menjadi 212, termasuk 98 anak-anak," kata Kemenkes Gaza dalam keterangannya, dikutip Minggu, 10 Agustus 2025.
Sejak awal 2025, 158 orang telah meninggal dunia akibat kelaparan di Gaza. Sedangkan pada 2024, terdapat 50 kematian, dan empat orang meninggal dunia pada 2023, menurut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, mengatakan pada Senin (4/8) bahwa penolakan Israel untuk menyediakan makanan bagi warga sipil di Gaza dapat menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.
Turk menyebut gambaran orang-orang yang kelaparan di Gaza "menyayat hati dan tak tertahankan."
Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan jumlah bantuan yang diizinkan masuk jauh di bawah kebutuhan, katanya menambahkan.
Pada 7 Oktober 2023, Israel menjadi sasaran serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza.
Setelah itu, militan gerakan perjuangan Palestina Hamas menembus wilayah perbatasan, menembaki militer dan warga sipil, serta menyandera lebih dari 200 orang.
Menurut otoritas Zionis, sebanyak 1.200 orang tewas di pihak Israel akibat serangan tersebut.
Sebagai tanggapan, tentara Israel melancarkan Operasi Pedang Besi, yang mencakup serangan terhadap sasaran sipil, dan mendeklarasikan blokade penuh terhadap Jalur Gaza: pasokan air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan dihentikan. (Ant)