Dokter PPDS Anastesi Unsri Diduga Alami Kekerasan di RSMH Palembang, Korban Luka Serius
- VIVA.co.id/Sadam Maulana (Palembang)
Palembang, VIVA - Seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Sriwijaya atau Unsri diduga jadi korban tindak kekerasan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin Palembang (RSMH), Sumatera Selatan. Imbas kekerasan fisik itu, korban mengalami luka serius.
Korban dikabarkan alami tindak kekerasan fisik oleh seorang konsulen di lingkungan RSMH. Kasus ini terkuak usai akun Instagram @ppdsgramm yang mempublikasikan pesan langsung (DM) dari seorang netizen.
Dalam unggahan itu, korban mengalami hematoma di area testis sehingga harus menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Dari hasil USG mengonfirmasi ada luka pendarahan yang dialami korban imbas dugaan tindakan kekerasan fisik. Identitas korban dan terduga pelaku saat ini masih dirahasiakan demi kepentingan penyelidikan.
Namun, dalam keterangan yang beredar, korban merupakan peserta didik PPDS dari Unsri. Korban tengah menjalani pendidikan klinik di RSMH Palembang.
Ilustrasi dokter/rumah sakit.
- Freepik
Direktur Utama RSMH dr. Siti Khalimah menjelaskan pihaknya belum bisa memberikan informasi pasti terkait insiden tersebut.
"Tunggu ya, kami masih investigasi. Kalau sudah ada titik terangnya nanti kami kabari," kata Khalifah, Rabu, 23 April 2025.
Adapun Kepala Humas RSMH Palembang Suhaimi menuturkan, hingga saat ini pihak manajemen rumah sakit belum menerima laporan terkait insiden tersebut. Namun, ia mengatakan komitmen RSMH untuk menjaga keamanan dan kenyamanan seluruh civitas rumah sakit.
Suhaimi mengatakan pihaknya juga akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dalam perkara ini.
"Untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman dan kondusif bagi seluruh tenaga kesehatan maupun pasien dan keluarganya," ujar Suhaimi, dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Suhaimi juga belum bisa memastikan lokasi kejadian dan siapa saja yang terlibat. Alasannya, kata dia, dugaan tindak kekerasan ini masih dalam tahap verifikasi awal.
Tapi, ia menuturkan pihaknya berjanji akan memberikan konfirmasi lebih lanjut setelah proses investigasi internal selesai dilakukan.
"Kami mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menunggu klarifikasi resmi. Apabila memang benar terjadi konflik antar individu, kami berharap penyelesaiannya dilakukan secara baik-baik dan kekeluargaan tanpa mengganggu pelayanan kesehatan," kata Suhaimi.