Kisah Pilu Sulastri Korban Banjir Jakarta, Banyak Dokumen Berharga Miliknya Hilang
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA - Banjir besar yang melanda Jakarta pada Selasa pagi menyisahkan kisah pilu bagi warga terdampak. Salah satu wilayah yang dilanda banjir adalah Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
 Korban banjir di RT 13 RW 05 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Sulastri (52), menceritakan kehilangan sejumlah surat berharga miliknya karena musibah banjir. Selain ijazah sekolah, dokumen penting seperti kartu keluarga juga raib terseret arus banjir.
Sulastri saat ini sementara tinggal di tenda pengungsian di Kantor Kelurahan Kedoya Selatan.Â
"Ijazah anak saya sama kartu keluarga hilang pas banjir," kata Sulastri  di lokasi pengungsian, Rabu, 5 Maret 2025.
Banjir di Wilayah Jakarta
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Sulastri berharap pemerintah dan kepolisian bisa beri kemudahan dengan menyediakan layanan untuk mengurus kehilangan surat-surat berharga korban banjir.
"Semoga nanti kelurahan atau polisi gitu ya, bisa ngurus kehilangannya. Biar kita punya lagi," ujar Sulastri
Terkait itu, Lurah Kedoya Selatan Aryan Syafari berjanji bakal membuka pelayanan kehilangan surat berharga dari warga korban banjir yang tengah mengungsi. Ia bilang pihaknya akan menyiapkan tempat khusus untuk melayani pengurusan surat berharga.
"Ya, nanti kita siapkan tempat memang khusus bagi mereka warga yang mungkin surat-surat berharga, dokumen-dokumen berharga mereka itu hilang atau rusak karena banjir," tutur Aryan.Â
Adapun sebanyak 234 korban banjir di RW 05 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakbar mulai dari bayi sampai dengan lansia mengungsi di kantor kelurahan setempat.Â
"Ada 234 pengungsi. Itu dari RT 13, RT 04, RT 03 dan RT 02 RW 05 Kedoya Selatan. Jadi mereka yang terkena dampak banjir karena luapan Kali Pesanggrahan," ujar Lurah Aryan Syafari di lokasi pada Selasa malam, 4 Maret 2025.
Aryan mengatakan bersama instansi terkait telah menyediakan sejumlah kebutuhan pokok bagi para korban di posko tenda. Hal itu termasuk perlengkapan tidur dan obat-obatan.
"Kemudian juga ada beberapa alat tidur, kemudian juga obat-obatan, kemudian dari puskesmas pembantu juga kita datangkan dokter untuk memeriksa kesehatan para pengungsi," jelas Aryan. (Ant)