500 Kapal Nelayan Jateng-Jatim Siap ke Laut Natuna jadi Mata-mata

Kota Unik Diatas Laut Natuna
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Kumpulan nelayan yang tergabung dalam Aliansi Nelayan Indonesia atau ANNI menyatakan siap bertolak ke lautan Natuna guna membantu TNI mengamankan lautan Indonesia. Langkah tersebut diambil setelah kapal-kapal asing dari China melanggar ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia di laut Natuna.

Tujuh Korban Kapal Nelayan Tenggelam di Kepulauan Seribu Ditemukan Selamat, Satu Masih Hilang

Ketua Umum ANNI, Riyono menyatakan siap memberangkatkan sedikitnya 500 kapal nelayan berukuran besar di atas 100 GT untuk menjaga kedaulatan RI. Kapal-kapal tersebut berasal dari berbagai daerah.

"Kita siap berangkat pekan depan ke Natuna. Selain melakukan penangkapan ikan sekaligus menjadi mata-mata negara dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI,” kata Riyono saat dikonfirmasi VIVAnews, Senin malam 6 Januari 2020.

Kapal Nelayan Tenggelam di Kepulauan Seribu, 5 Orang Hilang

Kapal-kapal nelayan berukuran besar itu lanjut Riyono berasal dari sejumlah daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni Tegal, Pati, Rembang, Brebes, Lamongan hingga Madura. 

Pengerahan kekuatan nelayan itu menurut Riyono merupakan upaya mendukung langkah pemerintah untuk protes keras dan sekaligus aksi dengan patroli sekaligus bentuk gertakan kepada nelayan dan kapal cina yang memasuki wilayah Natuna. 

Turki Tangkap Mata-mata Mossad Israel yang Menarget Aktivis Palestina di Istanbul

"Kami akan menggalang kekuatan nelayan Indonesia seperti HNSI, KTNA dan organisasi  nelayan lokal untuk bekerja sama dengan aparat keamanan dalam bentuk pengerahan kapal-kapal nelayan besar ke Natuna, kemudian nelayan akan berdemo ke Kedubes China menyuarakan kejengkelan nelayan atas sikap arogan China," kata Riyono.

Bagi ANNI, perang urat saraf antara Indonesia dan China atas klaim lautan Natuna yang terus memanas harus disikapi dengan serius. Terlebih, kapal nelayan China yang dikawal kapal pengawas Cina, menurut para nelayan kini terus melakukan provokasi di lautan Natuna dengan melakukan aktivitas baik keamanan atau perikanan tangkap.

Bahkan selain konflik batas teritorial ternyata kapal nelayan China pakai pukat harimau.

"Kedaulatan laut adalah harga mati bagi bangsa kita, kami para aktivis kelautan dan nelayan Indonesia siap serbu Natuna untuk membantu TNI menjaga kedaulatan NKRI,” lanjutnya.

Selain itu, para nelayan yang tergabung juga telah berdialog bersama Menko Polhukam Mahfud MD untuk memberikan dukungan nelayan bisa berpatisipasi dalam menjaga laut Natuna

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya