Heboh Belasan Makam Keramat Palsu di Mojokerto Dibongkar karena Asal-usul Tak Jelas

Lokasi makam keramat palsu yang dibongkar di Mojokerto. (Foto: M Lutfi Hermansyah/VIVA Jatim)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (Surabaya)

Mojokerto, VIVA – Warga Dusun Bendo, Desa Kumitir, Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dihebohkan dengan pembongkaran belasan makam yang semula dikeramatkan tapi diduga palsu. Sebab, deretan tokoh yang dimakamkan itu disebut tak jelas sejarahnya.

Diperiksa Kasus Ijazah Palsu, Relawan Jokowi Beri Peringatan Dini: 11.000 Triliun Persen Masuk Penjara

Lokasi belasan makam itu berada di area Situs Kumitir atau Istana Bhre Wereng. Sementara, hanya dua makam yang di batu nisannya tertulis nama yakni Syech Mustofa Raden Cokrobuwono dan Nyai Dewi Gondo Sari.

Di area makam itu, ada juga makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang. Namun, nama keduanya tak tertulis di batu nisan. 

Pasang Badan Bela 11 Terlapor Kasus Ijazah Jokowi, Abraham Samad Nekat: Saya yang Akan Dipenjara!

Warga secara turun temurun mengetahui Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang adalah pendiri Dusun Bendo.

Adapun pihak yang pertama kali mempertanyakan sejarah belasan tokoh makam yang semula dikeramatkan itu adalah organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah Kabupaten Mojokerto. 

Roy Suryo Cs Digugat Eks Wamen Desa, Ini Penyebabnya!

Pihak PWI Laskar Sabilillah sudah melakukan penelusuran sejarah. Informasi digali, baik dari warga setempat maupun data sejarah lainnya.

Dari penelusuran, hasilnya tak ada catatan sejarah meyakinkan soal riwayat makam di sana. Selain itu, tak jelas siapa yang dimakamkan di area situs Kumitir atau Istana Bhre Wereng.

Hanya dua makam yang berdasarkan penuturan warga benar adanya, yakni makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang. 

"Dua makam [Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang] yang asli," kata Panglima PWI Laskar Sabilillah Kabupaten Mojokerto Athourrahman, Selasa, 14 Januari 2025. 

Atho mengatakan dari informasi diperoleh, belasan makam selain Mbah Sagu dan Gumiwang dibangun oleh seseorang bernama Sholeh. Dia mengatakan makam tersebut dibuat berdasarkan mimpi dan penuturan seorang kiai yang sudah meninggal.

"Ketika saya ingin temui, katanya, kiainya sudah meninggal,” jelas Atho.

Atho menceritakan, Sholeh menyebut belasan orang yang dimakamkan di situ bergaris keturunan trah Mataram. Dia memastiian informasi itu. 

"Karena kita juga kenal dengan beberapa abdi dalem. Ternyata datanya tidak ada,” imbuh Atho. 

Kemudian, pihak terkait seperti aparat desa Kumitir, Camat, dan Kepolisian Sektor Jatirejo menggelar rapat koordinasi terkait area makam itu.

Sholeh yang merupakan pembangun makam juga dihadirkan. Figur Sholeh disebut rutin berziarah dengan mengajak jemaah.

Menurut Atho, dalam pertemuan rapat koordinasi itu, Sholeh tidak mampu beri bukti sejarah soal keberadaan makam-makam tersebut. Rapat desa akhirnya membongkar makam-makam di sana, Senin, 13 Januari 2025. 

Namun, hanya dua makam yang dibiarkan, yakni makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang.

Kelala Dusun Bendo, Nirawang Pahalila menuturkan makam-makam palsu tersebut diperkirakan dibangun tahun 2018. Ia mengaku tak mengenal Sholeh yang mendirikan kompleks makam yang kemudian dianggap area keramat tersebut. “Kalau di KTP tercatat orang Bogor dan namanya Sholeh,” kata Nirawang. 

Dia menjelaskan, makam-makam palsu itu berdiri di atas tanah kas desa (TKD). Setelah makam dibongkar, tanah dikembalikan ke pemerintah desa. 

“(Makam palsu) itu tidak ada pembuktiaanya. Yang jelas setelah saya musyawarah dengan sesepuh asli sini, berdasarkan cerita turun-temurun, yang asli ada hanya makam Mbah Sagu dan Gumiwang,” ujar Nirawang.

Kehidupan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jaktim

Ada Ratusan Orang Tinggal di Atas Makam TPU Kebon Nanas Jaktim

Sekitar 220 kepala keluarga (KK) atau 730 jiwa tinggal di atas makam tua di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jaktim.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2025