Libatkan BPJPH, Forum Internasional Halal Awareness Gandeng Kedutaan Besar Berbagai Negara
- ist
Jakarta, VIVA – Geliat industri halal global telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan, melampaui sekadar produk makanan dan minuman. Sektor ini mencakup berbagai lini bisnis, mulai dari farmasi, kosmetik, pariwisata, fesyen, keuangan, hingga media dan rekreasi.
Dengan populasi Muslim dunia yang terus bertumbuh pesat, potensi pasar halal global diperkirakan akan terus meningkat secara eksponensial.
Data dan proyeksi menunjukkan betapa masifnya potensi industri halal global. Laporan terbaru memperkirakan nilai pasar halal global akan mencapai triliunan dolar AS dalam beberapa tahun mendatang. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen Muslim akan produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, serta meluasnya permintaan produk halal di kalangan non-Muslim yang mencari produk berkualitas, aman, dan etis.
Sektor makanan dan minuman halal masih menjadi tulang punggung industri ini, namun sektor-sektor lain seperti keuangan syariah, pariwisata ramah Muslim (Muslim-friendly tourism), dan kosmetik halal juga menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.
Hal ini membuka peluang besar bagi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim, termasuk Indonesia, untuk memainkan peran kunci dalam rantai pasok halal global.
Dengan melibatkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Kementerian Perindustrian bersama PT Surveyor Indonesia menggelar forum internasional bertajuk "Halal Across Borders: A Global Dialogue On Faith, Business, And Sustainability" yang turut juga mengundang perwakilan kedutaan-kedutaan besar berbagai negara.
Hadir memberikan sambutan dalam kegiatan ini adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko S.A.Cahyanto, Direktur Sertifikasi Halal BPJPH, Yanis Naini, dan Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Sandry Pasambuna.
Dalam kegiatan ini, dilakukan juga diskusi mendalam terkait industri halal global dan sistematika regulasi nasional, serta bagaimana dampaknya terhadap ekonomi berkelanjutan bersama Prof Irwandi Jaswir M.Sc, Ph.D selaku ahli industri halal,
Yanis Naini dan Nanda Fauziyana yang mewakili BPJPH, dan Fairuz Luthfiyah Azzahrini sebagai representatif Lembaga Pemeriksa Halal PT Surveyor Indonesia, dan melibatkan perwakilan dari Kedutaan Prancis, Spanyol, Peru, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Britania Raya, Uni Emirat Arab, Australia, Uni Eropa, Jerman, dan Meksiko.