Data Angka Kemiskinan Bank Dunia dan BPS Beda, Pemerintah Buka Suara
- kamipastipeduli.com
Di sisi lain, Dedek menjelaskan bahwa data kemiskinan BPS dirilis dengan tujuan untuk menangkap profil kemiskinan di Indonesia, melalui 2 komponen untuk memperhitungkan hal tersebut. Komponen pertama adalah dengan menghitung garis kemiskinan makanan. Standarnya, orang Indonesia harus bisa mengkonsumsi 2.100 kalori per hari, dan bila tidak maka dianggap masuk dalam kategori miskin.
"Jadi dianggap orang yang tidak bisa mengkonsumsi 2.100 kalori per hari itu orang miskin," ujarnya.
Sementara, komponen yang kedua adalah komponen garis kemiskinan non-makanan. Komponen ini mengukur akses terhadap pendidikan, kesehatan, serta hunian yang layak.
"Nah, dua komponen ini kemudian dilebur, di-merge, di-combine, lalu dikonversi menjadi nominal menggunakan harga di Indonesia. Maka lahirlah kemudian garis kemiskinan di Indonesia yang dirilis oleh BPS. Maka, kemudian mereka yang pengeluarnya di bawah garis kemiskinan dianggap miskin, dan kita keluar dengan angka 8 persen," ungkapnya.
