Data Angka Kemiskinan Bank Dunia dan BPS Beda, Pemerintah Buka Suara

Ilustrasi kemiskinan.
Sumber :
  • kamipastipeduli.com

Di sisi lain, Dedek menjelaskan bahwa data kemiskinan BPS dirilis dengan tujuan untuk menangkap profil kemiskinan di Indonesia, melalui 2 komponen untuk memperhitungkan hal tersebut. Komponen pertama adalah dengan menghitung garis kemiskinan makanan. Standarnya, orang Indonesia harus bisa mengkonsumsi 2.100 kalori per hari, dan bila tidak maka dianggap masuk dalam kategori miskin.

Neraca Dagang RI Januari-Agustus 2025 Surplus US$29,14 miliar, 64 Bulan Beruntun

"Jadi dianggap orang yang tidak bisa mengkonsumsi 2.100 kalori per hari itu orang miskin," ujarnya.

Sementara, komponen yang kedua adalah komponen garis kemiskinan non-makanan. Komponen ini mengukur akses terhadap pendidikan, kesehatan, serta hunian yang layak.

Kepala BPS: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Belum Cukup Mensejahterakan Rakyat

"Nah, dua komponen ini kemudian dilebur, di-merge, di-combine, lalu dikonversi menjadi nominal menggunakan harga di Indonesia. Maka lahirlah kemudian garis kemiskinan di Indonesia yang dirilis oleh BPS. Maka, kemudian mereka yang pengeluarnya di bawah garis kemiskinan dianggap miskin, dan kita keluar dengan angka 8 persen," ungkapnya.

Ilustrasi mata uang Rupiah.

Rupiah Menguat Meski Pasar Merespons Negatif Soal Data Penjualan Emas oleh BI

Di pasar spot hingga pukul 09.05 WIB rupiah ditransaksikan di level Rp 16.558 per dolar AS, menguat 15 poin atau 0,09 persen dari sebelumnya Rp 16.573 per dollar AS.

img_title
VIVA.co.id
9 Oktober 2025